Cerita Sebelum Bercerai

Republika Penerbit
Chapter #3

Jika Pernikahan adalah Sebuah Rumah

Ibarat membangun sebuah rumah, pernikahan lebih sering tentang dua orang yang membawa puing-puing masa lalunya masing-masing.

Jangan membayangkan dua orang ini membawa seluruh material baru yang mereka siapkan sedemikian rupa, yang mereka beli dari toko-toko bangunan mewah, agar rumah mereka kelak menjadi indah dan sempurna. Sebab, seperti dalam kebanyakan kasus, dalam sebuah proyek pernikahan, yang akan mereka pertukarkan satu sama lain adalah apa-apa yang sudah ada dan melekat pada sejarah hidup mereka sendiri. Dan sejarah adalah tentang masa lalu: Bisa berupa monumen kemenangan—yang mungkin usang—atau reruntuhan-reruntuhan kekalahan.

Dari sana dan dengan semua itulah rumah pernikahan dibangun. Fondasinya digali dari luka-luka masa kecil atau masa remaja. Temboknya didirikan dari batu bata perasaan yang kadang sedih, gelisah, optimistis, bahagia, atau sesekali terlalu percaya diri. Jendela dan pintu-pintu dipasang dengan rasa takut atau rasa kesepian. Sementara atapnya disusun dari genteng-genteng yang mungkin retak karena pernah dikecewakan atau dikhianati.

Di sanalah kalian akan tinggal. Menetap untuk waktu yang lama atau sebentar, tergantung kesabaran dan daya tahan masing-masing. Di sana kalian akan menentukan mana ruang tamu, mana ruang makan, mana dapur, mana tempat mencuci, bolehkah memakai sandal ke dalam rumah, siapa tamu yang boleh diundang, apakah boleh punya hewan peliharaan atau tidak, dan seterusnya. Di dalam rumah itulah kelak kebahagiaan kalian ditentukan. Dari hal-hal paling sederhana dan gratis, sampai hal-hal paling tak masuk akal dan kelewat mahal.

Memang, rumah yang kalian bangun dan dirikan bersama itu tak mungkin sempurna… Maka kerja berikutnya adalah tentang menyempurnakan dan mempercantik semuanya: Di luar maupun di dalam. Dengan apa atap rasa percaya yang bocor harus ditambal? Warna apa yang kalian pilih untuk mengecat dindingnya? Siapa yang bertugas mengunci pintu rasa takut dan siapa yang membuka daun-daun jendela untuk membebaskan rasa kesepian? Dan seterusnya.

Lihat selengkapnya