cerita sebelum kiamat

Bramanditya
Chapter #1

730 Hari Sebelum Kiamat : Prolog

Sebuah mobil jeep rubicon hitam berbelok arah dan keluar dari jalan utama. Mobil itu dengan mudah menyusuri jalan yang hanya terbuat dari bebatuan dan tanah liat, semakin jauh mobil itu meninggalkan jalan utama dan semakin masuk kedalam hutan yang dikelilingi dengan rimbunnya perbukitan, seolah olah menyembuyikan sebuah tempat yang akan menjadi tujuan mereka. Aryo duduk dibelakang dengan mata tertutup kain hitam dan dengan kedua tangan terikat didepan. Begitu juga dengan sosok perempuan disampingnya, Diana dengan kondisi yang sama dengan Aryo. Mereka hanya terdiam sepanjang perjalanan tanpa tahu tujuan mereka, seperti kesepakatan yang Aryo dan Diana buat dengan kedua lelaki yang duduk didepan mereka, yang berpenampilan seperti seorang pengawal pribadi lengkap dengan senjata dibalik jas mereka. Hanya keheningan didalam mobil, tidak ada yang memulai untuk berbicara atau tidak ada suara dari radio yang terdengar, yang mungkin saja sengaja dimatikan untuk menghilangkan jejak atau mungkin karena sinyal yang telah hilang, tertutup oleh bukit bukit dengan rimbunan pepohonan yang mengelilingi jalan mereka.

Aryo lebih memilih untuk santai dengan menyandarkan kepalanya dan mencoba untuk memejamkan matanya karena hanya kegelapan yang dia bisa lihat saat ini, entah sudah berapa kali diterlelap lalu tiba-tiba terbangun karena guncangan mobil melewati jalan yang terjal. Dia merasa sudah berjam-jam berada didalam mobil sejak dua pria didepannya menjemput dirinya dari bandara jogja tadi pagi. Dia bahkan belum sempat sarapan saat mendarat dari Jakarta, dan sekarang perutnya mulai meronta ronta protes pada dirinya.

Sebulan yang lalu Aryo mendapatkan sebuah email dari seseorang yang tidak dia kenal. Email yang berisi sebuah penawaran pekerjaan padanya, dengan bayaran yang cukup fantastis. Awalnya dia pikir itu adalah sebuah keisengan seseorang padanya, sehingga dia tidak begitu menghiraukan tawaran itu. Sampai suatu ketika email itu masuk lagi untuk kesekian kalinya, namun kali ini berbeda isinya, bukan sebuah penawaran pekerjaan namun berisi sebuah perintah yang meminta Aryo untuk mengecek saldo rekeningnya, dan betapa terkejutnya dia saat tahu saldo rekening ditabungannya bertambah dengan nominal yang sama persis dengan bayaran pekerjaan dari orang yang tidak dia kenal tersebut.

Setelah beberapa saat berpikir, akhirnya Aryo menyanggupi tawaran pekerjaaan itu. Dia merasa apa yang orang misterius itu minta, mampu untuk dia kerjakan karena memang sesuai dengan bidang pekerjaannya saat ini, yaitu seorang Structural Enginering. Meskipun begitu banyak persyaratan dari orang misterius tersebut dengan alasan untuk keamanan, Aryo tidak keberatan karena fasilitas dan uang yang dia terimapun juga sangat fantastis, dan tentu saja tidak membahayakan dirinya ataupun pekerjaannya saat ini. Dia mencoba untuk tidak banyak bertanya atau mencari tahu tentang semuanya, tentang pekerjaan atau tentang sosok misterius tersebut dibalik ini semua.

Komunukasi hanya mereka lakukan lewat email, tidak ada perkenalan atau sapaan lewat telepon atau bertemu tatap muka langsung atau online. Semua yang Aryo minta yang berkaitan dengan pekerjaannya, langsung mereka sediakan dan mereka kirim langsung ke apartemennya tanpa menunggu waktu yang lama.

Tiba-tiba mobil melambat lajunya lalu berhenti sebentar. Pria yang memegang kemudi membuka jendela lalu menyapa dua orang pria yang berdiri didekat jendela mobil, lalu mobil melaju kembali.

"Kita akan segera sampai." Ucap pria diamping sopir sambil melepas tali yang mengikat tangan Aryo dan Diana.

"Buka penutup mata kalian." Perintahnya.

Aryo dan Diana melepas penutup mata mereka, lalu untuk beberapa saat mata mereka menyesuaikan dengan cahaya didalam mobil. Mereka saling berpandangan lalu tersenyum.

"Aryo." Sambil tersenyum Aryo mengulurkan tangannya.

Diana membalas uluran tangan Aryo dan tersenyum balik padannya, "Diana."

Pria disamping sopir menatap mereka dari balik kaca spion lalu memakai kaca mata hitamnya.

"Kita sudah sampai."

Mobil berhenti, Pria berkacamata hitam keluar diikuti temannya, Aryo dan Diana.

Sang sopir menurunkan tas Aryo dan Diana yang sedang menatap pemandangan didepan mereka, banyak pekerja sedang sibuk melakukan pekerjaan konstruksi.

Lihat selengkapnya