Sudah dua malam aku tidak bisa tidur cepat. Setelah berdoa, setiap akan memejamkan mata, entah kenapa, tubuh dan pikiranku tiba-tiba jadi segar kaya orang habis minum kopi dua gelas tanpa gula. Alhasil, aku terjaga, bergulang-guling saja di atas kasur sampai subuh tiba. Sesaat setelah menunaikan salat subuh, perlahan-lahan tubuh dan pikiranku meredup, rasa kantuk datang dan aku pun jatuh tertidur pulas. Meski cuma tidur sejam, tubuhku seperti lampu yang dinyalakan—segar saat bangun. Begitu.
Malam ketiga aku tidak bisa tidur malam, seperti sebelumnya, aku bergulang-guling di kasur tanpa memikirkan apa pun dan hanya memandangi langit-langit kamarku yang kotor oleh sarang labah-labah dan bekas asap damar minyak. Namun, saat jarum jam menunjukkan pukul dua lewat sepuluh dini hari, tiba-tiba rasa kantuk menyergapku.
Aku bangkit dari kasur, mematikan lampu, dan memejamkan mata. Aku pun tertidur dalam—tetapi, singkat.