Cerita Selepas Magrib

Sasa Herman
Chapter #5

Tanda Kematian

Karena merasa gerah aku mengerjakan pekerjaan rumah di ruang tamu sambil membuka pintu rumah lebar-lebar. Malam itu, benar-benar malam yang sangat gerah dibandingkan malam-malam sebelumnya. Tak ada angin sesepoi pun. Bahkan tak terdengar suara jakrik. Senyap. 

“Pintunya jangan dibuka lebar-lebar begitu.” Kata ibu yang muncul tiba-tiba dengan wajah agak kesal. “Nanti banyak nyamuk masuk.” Lantas ibu mendorong pintu, menyisakan seperempat pintu terbuka.

“Kalau dibuka begitu, lebih baik tutup saja,” kataku.

Ibu menatapku sejenak, lalu membuka pintu agak lebih lebar. “Sudah, segini saja.” Katanya.

Aku mengangguk sekali, menundukkan wajah, dan kembali mengerjakan pekerjaan rumah.

Terdengar bunyi langkah kaki ibu yang makin menjauh.

Lihat selengkapnya