"Tuan, jika sewaktu bertemu itu kau tidak mempertanyakan hal itu padaku mungkin aku akan tetap memilih bersamamu"
Sebut saja namanya Riko, seorang lelaki yang berhasil membuat aku jatuh hati selama 3 tahun lamanya. Sewaktu SMA kami dijulukin sebagai pasangan yang harmonis. Tidak heran satu sekolah mengetahui hubungan kami. Ibu ku saat mengetahui aku sedang dekat dengan salah satu lelaki di sekolah ku, responnya terkadang diluar dugaan. Bagaimana tidak? ternyata Ibu ku menyetujui kalau aku menjalin hubungan dengan dia. Karena kebetulan Riko adalah anak tetangga di dekat rumah ku. Dan Ibu nya dengan Ibu ku adalah sahabat yang bagaikan kepompong. Ya, sangat dekat mereka bersahabat.
Tapi setelah menjalani hubungan ini hingga aku masuk dunia perkuliahan rasanya tidak ada harapan ya? untuk melanjutkan arah hubungan ini. Karena ku ingat kala itu ia melontarkan pertanyaan yang membuat aku berpikir jauh sekali. Kurang lebih ia menanyakan bagaimana nantinya jika kita menikah kita mempunyai anak dan kita rawat anak kita bersama. Aku mau anak yang cukup banyak.
Ya, kata-kata itu yang membuat aku berpikir matang-matang. Memang ini terdengar sangat klise bukan?. Tapi aku sebagai perempuan yang selalu overthinking akan segalanya selalu kembali membatin dan berpikir.
"Jika, saat menikah nanti aku tidak bisa hamil, dan tidak bisa memiliki cukup banyak anak bagaimana? . Apa ia akan tetap memilih membersamai ku?. " Batin ku.