Blurb
Dendam. Satu kata yang telah mengubah diri Arin. Kehidupan masa kecil yang seharusnya memiliki banyak kebahagiaan, dilewatinya dengan penuh kesedihan. Segala perlakuan tak baik dari ibu kandungnya ia dapatkan. Sosok ayah yang bisa melindungi, ntah bagaimana kabarnya dibalik jeruji. Dan keluarga besar yang diharapkan menjadi pelindung, malah merundung.
Arin yang sempat mengajak adiknya untuk mengakhiri hidup, mengurungkan niat karena melihat senyum tulus adik kesayangannya, Naya. "Kita harus merasakan hidup bahagia, sebelum kita pergi ke surga" kalimat itu dilontarkan Arin sembari membuang makanan yang tercampur racun tikus. "Apa yang kita rasakan sekarang, adalah kebahagiaan?" tanya Naya dengan manis. "Menurut kakak, kebahagiaan itu ada ketika orang yang berada di kalangan atas, memberi rasa sakit pada orang yang bernasib seperti debu." Ucap Arin sambil membayangkan hidupnya. Namun, Arin menepis omongan tersebut karena Naya masih terlalu dini.
Arin mengajak Naya untuk melarikan diri dari sangkar emas ibu dan ayah tirinya. Mereka lebih memilih tinggal di gubuk tua. Perjalanan hidup baru pun dimulai. Identitas baru, dibuat oleh Arin. Arin menjadi Sita, dan Naya menjadi Sina. Nama itu diberikan oleh ibu baik hati. Arin dan Naya kini tinggal di rumah besar nan mewah. Segala keinginannya pun selalu dipenuhi.
10 tahun berlalu. Arin dan Naya tumbuh menjadi orang yang berpikiran matang. Naya yang dulu sangat lugu dan menggemaskan, berubah menjadi pemangsa liar yang siap menerkam orang-orang yang membuat masa kecilnya hancur.
Rencana balas dendam disusun oleh kakak beradik ini. Mereka melancarkan aksi demi aksi yang dilakukan. Tak berhenti sampai situ, mereka juga menyelidiki ibu baik hati beserta keluarganya yang telah merawat mereka, karena menemukan banyak kejanggalan.