CETHIK

Wulan Kashi
Chapter #9

8. BELUM WAKTUNYA BERHENTI

Rendra panik melihat kemejanya yang cepat berubah warna, dari krem menjadi merah darah. Segera dia tekan area yang terluka, semoga sedikit mengurangi perdarahan yang terjadi. Lalu mengambil jaket di jok sepeda, dan buru-buru melarikan RD, ke IGD terdekat. 

Sesampainya di IGD, sambil menunggu persiapan penjahitan setelah melalui serangkaian prosedur, baru Rendra sempat merasakan kalau ponselnya berdering. Andin yang menghubunginya.

"Kamu di mana Ren?" Pertanyaannya tidak dengan nada santai. Agak tegang sepertinya. Apa dia tahu?

"Anu ..." Rendra bingung. 

"Di mana?" kejarnya.

"Kenapa emang?"

"Tinggal jawab aja kenapa sih." Kesal sepertinya Andin.

"IGD." Daripada ribet, jujur saja sudah. Sekalian sebutkan nama rumah sakitnya. Lalu Andin segera menutup panggilan itu begitu saja. Menurut Rendra, sepertinya Andin akan datang. Bukan GR, tapi Andin sepertinya tahu ada yang mencelakainya. 

Entah secepat apa Andin mengendarai motornya, bahkan Rendra masih menjalani proses hecting saat Andin tiba. Andin hanya sebentar melihatnya, lalu kembali menunggu di luar. 

Dan kemudian, setelah beres dengan proses perawatan luka itu, ditambah dengan administrasi, baru Rendra melangkah keluar, ditemani Andin, yang kali ini agak sayu pandangannya. 

"Kenapa Ndin?" 

“Kita jangan sering ketemu lagi ya.”

“Apa maksudmu?”

Mata Andin membola menatap Rendra di sisinya. “Baru saja kamu berdarah-darah. Itu karena aku, Ren. Aku nggak mau kamu jadi korban dari mereka.”

"Berapa orang yang sudah mengalami kayak gini Ndin?"

Andin menggeleng. "Nggak pernah, karena selama ini aku patuh patuh saja."

"Patuh ke?"

Andin memilih tidak menjawab. "Ayo aku anter kamu pulang."

Lihat selengkapnya