Chalondra

Indri Lestari
Chapter #7

Caleb " Si Menyebalkan "

DUARR!!

Terdengar suara ledakan ketika buku itu terbuka, suara ledakan tersebut diikuti dengan keluarnya kepulan asap. Di balik kepulan asap tersebut terlihat seseorang yang keluar dari buku tersebut terlihat berjalan ke arahku seseorang tersebut mungkin seumuran dengan kak Aileen dan dia juga laki-laki. Postur tubuhnya sangat tinggi bahkan lebih tinggi dia daripada kak Aarav. Setelah kepulan asap mulai menghilang perlahan, setelah itu nampak jelas siapa sosok di balik asap tersebut.

“ Haii.” Sapanya. Aku menatap profesor dan kakak-kakakku secara bergantian seakan bertanya-tanya siapa dia. Akhirnya aku memberanikan diri untuk bertanya padanya.

“ siapa kau?.” Tanyaku.

“ Aku? Ehh aku adalah partner keturunan sang Zephyr. Aku akan menjadi partner bertarung, partner berpetualang dan yang paling penting adalah..” ucapnya menggantungkan kalimatnya.

“ Apa?.” Tanyaku.

“ PARTNER BERGOSIP!!.” Teriaknya bersemangat sambil mengacungkan kepalan tangannya ke udara.

Aku pun menatapnya dengan malas namun berbeda dengan kak Myesha, dia nampak bersemangat mendengar apa yang orang itu katakan, profesor dan aku saling menatap dan menepuk jidat. Mereka berdua pun masih asyik mengobrol a.k.a ngegosip. 

“ Nama kamu siapa?.” Tanyaku, memotong pergosipan mereka berdua.

“ Ouhhh iya aku lupa. Hai namaku Caleb.” Ucapnya memperkenalkan diri.

“ Kenapa kau bisa muncul di buku itu?.” Tanya Aarav heran.

“ Sebenarnya itu memang tempatku. Aku akan keluar jika sang pewaris kekuatan sudah lahir. Tugasku untuk membimbing sang pewaris jika dia masih kebingungan.” Jelasnya.

“ Ouhhh.” Ucapku. Caleb pun menatapku dengan tatapan menyelidiki.

Dia menatap mataku sangat lama, kemudian dia beralih menatap ujung kakiku sampai setibanya di bagian leher, dia menatap leherku dengan teliti, mengamati simbol yang ada di leherku seakan dia sedang memastikan bahwa simbol itu benar-benar asli atau hanya tato.

Aku menoleh ke arah profesor yang di sampingku ‘ sedang apa dia?’ Seakan mengerti apa yang aku maksud profesor pun mengangkat bahunya. Dia tidak tahu.

Caleb masih di posisi tadi dia masih menatap simbol di leherku dengan teliti, kemudian dia menyunggingkan bibirnya. Dia tersenyum senang.

“ kau yang selanjutnya tuan putri Chalondra.” Ucapnya sambil membungkukkan tubuhnya.

“ Eh bagaimana kau tahu namaku?.” Tanyaku.

“ Tentu saja kalimat di bawah simbol di lehermu itu memberitahu. Kau adalah anak Osmond, dan Osmond hanya memiliki satu anak perempuan yaitu kau.” Jelasnya.

Mendengar penjelasan Caleb aku mengangguk mengerti meskipun aku belum bisa menerima hal itu tapi aku berusaha menyembunyikannya. 

Keesokan harinya...

Aku pergi ke sekolah bersama Aileen. Sesampainya di kelas aku di sambut oleh Xavera dan Axel. 

“ Chalondraaa.” Ucapnya.

“ Xaveraa.” Balasku.

“ Chalondraaa.” Ucap Axel.

“ Ini siapa sih ver?.” Ucapku berpura-pura tidak tahu.

“ Ah elu mah gitu.” Ucap Axel.

“ Biarin gue ini.” Balasku.

“ Awas aja lu kalo nyontek tugas ke gue. Gak akan gue kasih.” Ucapnya mengancamku sambil pergi meninggalkan kami. Mendengar itu aku dan Xavera saling tatap dan mencoba mencegah Axel.

“ Ehh ehhh. Jan gitu dong Xel.” Bujukku. Axel memalingkan mukanya padaku dan aku pun merasa bersalah. Aku melihat ke arah Xavera yang berdiri di sampingku ‘ Bagaimana ini?.’ 

Seakan tahu apa yang aku maksud dia “ Biar aku saja.” Ucapnya tanpa bersuara.

“ Axel lo jan gitu dong. Kita kan friend, masa lu kek gitu sih sama temen sendiri?.” Bujuk Xavera.

Nampaknya Axel sedang mempertimbangkan apa yang Xavera katakan. Kulihat dia tersenyum dan berbalik.

“ Hmmmm. Baiklah akanku maafkan tapi lu harus traktir gue ntar pas istirahat.” Ucapnya mengatakan syarat yang dia inginkan.

Aku dan Xavera saling menoleh seakan bertanya ‘ bagaimana ini? ‘ Xavera yang mengerti apa yang aku maksud pun mengangguk dia menerima persyaratan dari Axel. Axel yang masih menunggu jawaban menatap kami yang belum memberikan jawaban sembari menaik turunkan kedua alisnya.

“ Bagaimana?.” Tanyanya.

“ Baiklah.” Ucapku.

“ Yesss.” Ucapnya penuh kemenangan sambil meninju ke atas.

 “ Gue tunggu ya traktirannya.” Ucap Axel sambil berlalu ke kelas dan kembali duduk.

Setelah beberapa menit terlihat ada kepala sekolah masuk ke ruangan kelas dia membawa murid baru. Mungkin. Tapi rasa-rasanya aku mengenal dia, tapi di mana?

Lihat selengkapnya