Flashback OFF
“ Ya begitulah cerita tentang ayahmu yang berambisi untuk menghabisi semua keturunanku.” Ucap sang Zephyr.
“ Lalu apa aku benar-benar anaknya?.” Tanyaku.
“ Ya tentu saja.”
“ Ayo ikut aku.” Ujar sang Zephyr padaku.
Aku pun mengekorinya dan Caleb ikut di belakang. Kami sampai di sebuah taman bunga yang sangat indah, semua bunga berwarna-warni terlihat seperti hamparan permadani dengan berbagai warna.
Di seberang taman bunga terdapat sebuah aliran sungai yang mengalir dengan deras dan sangat jernih, terdapat batu-batu besar di sana.
Sang Zephyr duduk di atas bebatuan tersebut dia duduk bersila dan meletakan kedua tangannya memegang lututnya, dia menutup matanya dan mencoba menegakkan badannya dan menghirup udara dengan dalam kemudian di hembuskan dengan perlahan. Di mencoba untuk rileks.
“ Ayo coba anakku.” Suruh. Dia memperlihatkan posisinya padaku.
“ Baiklah.” Ucapku sambil menduduki batu yang berada di sebelah kakek, dan mulai meniru posisi duduknya.
“ tutup matamu nak.” Titahnya sambil menutup mata. Aku pun menurut dan menutup mataku.
“ Relakskan badanmu, bebaskan pikiranmu dan jangan memikirkan apa pun kau hanya harus mendengarkan apa yang aku katakan.” Ucapnya. Aku menurutinya dan mencoba untuk mengosongkan pikiranku dan merelakskan badanku.
“ Tarik napas yang dalam melalui hidungmu kemudian keluarkan secara perlahan melalui mulutmu.
Dengarkanlah suara gemercik air yang mengalir dan suara angin yang berhembus, rasakan itu semua Chalondra cobalah kau untuk memeluk alam, cobalah untuk bersatu dengan alam.
Fokuskan dirimu hanya pada suara itu dan relakskan badanmu. Dengan begitu kau akan tenang dan dapat memeluk alam.” Ucap Zephyr.
Aku pun segera memfokuskan pikiranku pada suara gemercik air, hembusan angin. Aku mulai terhanyut dalam ketenangan ini dan melupakan semua pertanyaan yang ada di pikiranku.
Namun dalam ketenangan itu aku mendengar suara yang memanggilku, namun aku terus berusaha untuk mengosongkan pikiranku dan tetap tenang dan mencoba untuk bersatu dengan alam.
Setelah beberapa menit bermeditasi dan mencoba untuk bersatu dengan alam bersama Zephyr, kami kemudian pergi kembali ke dalam kastil dan beristirahat dan makan.
“ Aku tahu saat bermeditasi tadi kau berusaha keras untuk tak menghiraukan panggilan Caleb yang justru membuatmu malah terus memikirkannya.” Ucap kakek.
“ Eh jadi Caleb yang tadi memanggilku? Bagaimana kakek bisa tahu itu Caleb?.” Tanyaku penasaran.
“ Hmm tentu saja itukan sudah tugasnya.” Jawab kakek.
“ Kau gagal dalam latihan hari ini Cha.” Ungkap Caleb.
“ Besok kau akan berlatih bermeditasi lagi di sini dengan gangguan yang lebih mengganggu daripada yang tadi, jadi kau persiapkan dirimu untuk latihan besok ya.” Sambung Caleb.
“ Baiklah.” Ucapku.
“ Baiklah kakek aku pamit. Dadah abang-abang.” Pamitku. Aku pun berlalu dan memegang tangan Caleb kemudian berteleportasi kembali ke ruangan tempat latihan tadi di rumah profesor.
SPLASHH..
Kami pun sampai di ruang latihan. Kami langsung keluar dari sana dan menuju ke rumah, sesampainya di sana aku melihat profesor Birdella, paman Naaman, kak Myesha, Meisie, dan Aileen terlihat sedang mengerumuni seseorang dan mereka terlihat cemas. Aku dan Caleb saling menatap satu sama lain dan segera menghampiri mereka.