‘ Apa maksudnya?.’ Batinku.
Aku pun mencoba untuk memasukkan tanganku ke dalam dan saat tanganku berada di dalam kotak kaca tersebut, aku merasakan hembusan angin di dalamnya.
‘ Aneh.’ Gumamku. Aku pun mulai merasakan hembusan angin tersebut dan mencoba menerka-nerka.
‘ apa ini angin? Udara?.’ Batinku mencoba menebak.
Aku memejamkan mataku dan mulai berkonsentrasi pada penglihatanku yang mulai menjelaskan sifat angin.
Setelah itu aku pun membuka mataku dan mengeluarkan tanganku dari kotak kaca tersebut dan segera berbalik menghadap kakek dan yang lain.
Namun betapa terkejutnya aku saat aku berbalik dan melihat tanganku ada sesuatu berbentuk seperti bola yang mengambang dan berputar putar di telapak tanganku.
Kakek dan yang lain terkejut melihat itu dan menatapku dengan tatapan takjub begitu pun dengan para pewaris.
“ Ehh?! Apa ini kakek?!.” Tanyaku kaget dengan apa yang terjadi.
“ Hebat.” Ucap Caleb kagum.
“ Apa kau bisa mengendalikannya?.” Tanya paman Adelard.
“ Aku tak tau.” Ucapku tak tahu.
“ Coba kau fokus dan konsentrasi kemudian kau bayangkan bola angin tersebut terbang.” Ucap kakek mencoba mengarahkan.
Aku pun mencoba mengikuti apa yang di arahkan oleh kakek dan mencoba untuk fokus.
Namun bola angin tersebut malah semakin membesar dan membesar.
“ Kakek. Ini gimana? Kok malah makin gede?!.” Ucapku panik ketika melihat bola angin membesar dan membuat hembusan angin yang sangat kuat
“ Kau harus tenang cha.” Titah paman Adelard padaku sambil mencoba bertahan dari hembusan angin yang sangat kuat.
“ Semakin kau panik, bola itu akan semakin membesar Cha. Kendalikan dirimu.” Sambung paman Adelard mencoba untuk tidak terbawa hembusan angin yang sangat kuat.
“ Tapi paman.” Ucapku ragu.
“ AYO CHA AKU SUDAH TAK KUAT LAGI.” Teriak Caleb yang sedang memegang dahan pohon, mencoba untuk bertahan dari hembusan angin yang sangat kuat.
“ Baiklah akan kucoba.” Ucapku berusaha.