“ Ceritakan padaku tentang ibu kakek.” Pintaku.
“ Baiklah.” Ucap kakek menyanggupi permintaanku.
“ Humeera Alfathunisa. Itu nama ibumu, dia sangat cantik memiliki kulit putih rambut yang hitam, bola matanya yang berwarna biru, bibirnya yang merah, pipinya yang selalu merona, membuatnya menjadi kesayangan kakek dulu.” Ucap kakek memulai bercerita.
“ Kau tau ibu adalah seorang yang sangat ceria, dia mampu menularkan energi positifnya pada orang-orang yang di dekatnya. Sama sepertimu dia juga kadang menyebalkan.” Sambung kakek.
“ Eh apakah aku menyebalkan dimata kakek?.” Keluhku tak terima.
“ Hahaha ya tentu saja.” Ucap kakek sambil tertawa.
“ Lalu?.” Tanyaku.
“ Perbedaan yang paling menonjol adalah dia memiliki rambut yang lurus, sedangkan kau keriting, kau menuruni ayahmu. Dia juga memiliki rambut keriting namun tidak terlalu.” Lanjut kakek.
“ Aishh kakeek.” Keluhku sambil memegang rambut keritingku, kemudian kakek pun tersenyum maklum.
“ Saat ayahmu dinyatakan lulus dalam ujian kekuatan dia kemudian menikahi Humeera dan tinggal di rumah Osmond dia juga terkadang berkunjung ke sini untuk latihan atau hanya ingin saja.” Ucap kakek.
“ Dan dia juga bilang padaku bahwa dia sekarang adalah seorang profesor. Aku senang mendengarnya dan dia juga menceritakan tentang ibu angkatmu yang tentu saja aku tahu karena dia adalah anak dari teman kakek.” Sambungnya.
“ Mereka terlihat bahagia dengan rumah tangga yang dijalaninya, apalagi ditambah dengan berita kehamilan ibumu, membuat seisi kastil ini di penuhi dengan kebahagiaan, paman-pamanmu juga ikut berbahagia apalagi Rafardhan.” Ungkap kakek sambil melihat ke arah paman Rafardhan.
“ Ahh sudah kuduga.” Ucapku sambil menoleh ke arah paman Rafardhan.
“ Lalu lahirlah kau ke dunia ini Cha. Aku sangat senang mendengar bahwa cucuku sudah lahir dan dia adalah perempuan. Aku sangat senang, namun berbeda dengan ayahmu yang sangat kecewa ketika kau lahir.” Ucap kakek sambil menatapku.
“ Loh kenapa?.” Tanyaku heran.
“ Kau tahu seorang raja pasti akan menurunkan tahta dan posisinya pada anaknya?.” Tanya balik kakek.
“ Ya aku tahu itu.” Ucapku.