“ Sudahlah untuk saat ini sebaiknya kau tidur sana.” Titah kakek.
“ Baiklah.” Ucapku menurut dan langsung pergi ke kamar.
Keesokan harinya..
Aku pun terbangun dan pergi ke toilet untuk mandi dan berganti pakaian, kemudian aku pun pergi ke dapur dan membantu para pelayan menyiapkan makanan.
“ Ibu kok kakek sama yang lain belum pada ke sini?.” Tanyaku saat membantu ibu pelayan di dapur.
“ Biasanya tuan bangun nanti siang.” Ucap ibu pelayan tersebut.
“ Aishh? Siang?!.” Tanyaku tak percaya.
“ Iya.” Ucap ibu pelayan itu sambil mengangguk.
“ Hey yang benar saja. Apa aku bangun terlalu pagi bu?.” Tanyaku.
“ Iya non bangunnya kepagian.” Ucap ibu pelayan itu.
“ Aishh.” Keluhku.
“ Yaudah deh saya mau keliling kastil aja deh.” Ucapku sambil berlalu pergi meninggalkan dapur.
“ Aishh dasar kakek sama para paman ternyata kebo banget.” Gumamku sambil berjalan menuju ke taman.
Sesampainya di taman aku pun duduk di tepi sungai sembari menurunkan kakiku ke sungai dan memainkan air dengan tanganku.
Saat aku bermain air tak terjadi apa-apa bahkan aku juga mencoba mengayunkan kakiku ke arah berlawanan dengan aliran air tersebut namun hasilnya tetap sama aliran air itu masih berlawanan arah dengan ayunan kakiku.
“ Aigoo apa aku benar memiliki kekuatan itu? Kalo benar pasti aliran air ini akan berubah seperti yang dulu aku lakukan. Kenapa sekarang gak berubah arah?.” Ucapku sambil terus mengamati aliran air tersebut yang masih berlawanan arah dengan ayunan kakiku.
“ Aishh sudahlah, aku juga tak akan mungkin mempunyai kekuatan seperti itu. Kenapa aku jadi berharap lebih?.” Ucapku lagi.
Aku pun berdiri dan bangkit dari sana dan pergi ke kursi panjang yang ada di samping taman. Aku pun tidur-tiduran di kursi panjang tersebut sambil menatap ke atas langit yang mulai menghitam.
“ Aishh cuaca sangat tidak mendukung sekali.” Keluhku karena melihat langit menjadi menghitam mendung.
Tik..tik..tik
Saat aku sedang berbaring dan menatap langit yang mendung tiba-tiba butiran air turun dari atas. Hujan.
Aku masih berbaring di kursi sambil menutup mataku dan membiarkan rintik air hujan membasahi wajah dan seluruh badanku.
Aku mencoba untuk merelakskan badanku dan membiarkan hujan membasahiku dengan rintik airnya.
Mencoba untuk menikmati setiap detiknya aku merasa beban yang ada di pikiranku hilang begitu saja.
“ Itu chalondra?.” Gumam Caleb dari kastil yang melihatku sedang tiduran di kursi sambil menikmati hujan.
“ Aishh dasar.” Ucapnya sambil tersenyum dan menggelengkan kepalanya.