Chalondra

Indri Lestari
Chapter #20

Sebuah keputusan

“ Bantu aku agar kekuatanku di cabut.” Ucapku. Mendengar itu Caleb menatapku kaget dan tak percaya atas apa yang aku katakan barusan.

 “ Kau bercanda?.” Tanyanya memastikan.

“ Tidak.” Jawabku singkat

 “ Tapi kenapa?.” Tanyanya.

“ Ingin saja.” Jawabku singkat.

“ Tidak ada paksaan?.” Tanyanya lagi.

“ Tidak.” Jawabku.

“ Kakek pasti tidak akan setuju dengan keputusanmu.” Ucapnya.

“ Dia sudah menunggumu dan menantikanmu dewasa agar kau dapat menciptakan kekuatan baru dan mengalahkan ayahmu.” Sambungnya.

“ Asal kau tahu saja. Kami semua berharap lebih padamu.” Ucapnya meyakinkanku.

“ Aku tidak peduli.” Ucapku sambil berpaling.

“ Hmm kupikir kali ini Zephyr membuat keputusan yang sangat keliru. Padahal aku selalu mempercayai keputusannya, tapi kali ini dia salah. Keturunan yang KATANYA akan menjadi pemersatu malah mengecewakannya.” Ucapnya kemudian berlalu pergi.

“ Apa keputusanku benar?.” Gumamku, dan melihat kepergian Caleb.

‘ Dia sepertinya merasa kecewa terhadapku.’ Batinku.

“ Baiklah. Apa pun konsekuensinya aku akan menerimanya.” Ucapku meyakinkan diriku sendiri.

Aku pun memutuskan untuk pergi ke dalam, sesampainya di dalam mereka sedang berada di ruang pertemuan dan mereka menatapku dengan enggan kecuali kakek yang masih menatapku dengan hangat. 

‘ Apa Caleb sudah menceritakan semuanya?.’ Batinku.

“ Akan aku antar kau pulang.” Ucap kakek sambil memegang tanganku dan tersenyum lembut. Aku pun mengangguk dan tersenyum kemudian memegang tangan kakek.

SPLASHH..

Kami pun berteleportasi ke rumah profesor. Aku tidak akan kembali lagi ke kastil, mungkin itu adalah yang terakhir aku datang.

Kami sampai di taman rahasia profesor, kemudian kakek menatapku dengan tulus sambil mengelus-elus kepalaku dengan lembut dan tersenyum.

“ Kakek yakin kau akan kembali.” Ucapnya sambil menatapku.

“ Aku tidak yakin.” Ucapku sambil menatap kakek dan memegang tangannya yang ada di kepalaku dan menyalaminya.

“ Apa ini keputusanmu?.” Tanya kakek memastikan.

“ Yaa.” Ucapku sambil mencoba untuk tersenyum meskipun ini sangat berat bagiku.

“ Hmm.” Gumam kakek sambil tersenyum dan mengarahkan tangannya padaku sambil mengeluarkan cahaya.

Aku pun hanya diam dan menutup mataku, tubuhku mengeluarkan cahaya putih dan membuat tubuhku melayang.

“ Aku harap kau akan kembali.” Ucap kakek padaku.

Kemudian menurunkan tangannya dan secara bersamaan cahaya itu hilang begitu pun dengan tubuhku yang turun selepas kakek menurunkan tangannya.

Lihat selengkapnya