Chalondra

Indri Lestari
Chapter #23

Lost control

“ Aishh yaudah maap.” Ucapku, Caleb pun berbalik dan kemudian memegang tanganku.

SPLASHH..

Caleb membawaku pergi entah ke mana. Namun setelah sampai di tempat tujuan aku tahu Caleb membawaku ke kastil Zephyr.

“ Loh kok ke sini?.” Tanyaku.

“ Kenapa? Gue kan mau balikin kekuatan lo.” Ucapnya salah paham.

“ Gue gak ada bilang kek gitu. Gue cuman minta maaf sama lo bukan mo balikin kekuatan gue.” Jelasku.

Mendengar penjelasanku Caleb pun diam mematung kemudian menatapku dengan tatapan yang tak bisa dijelaskan.

“ Kenapa?.” Tanyanya dengan muka yang menatapku datar.

“ Maksud lo?.” Tanyaku balik tak mengerti.

Tanpa peringatan Caleb langsung memegang tanganku dan membawaku masuk ke dalam menuju ke taman, di sana juga ada para paman-paman dan kakek yang sedang bermeditasi.

“ Ish apaan sih.” Ucapku sambil melepas genggaman tangannya. Namun Caleb kembali mencengkram tanganku dengan kuat dan membawaku pada kakek yang sedang duduk bermeditasi.

“ Sakiit.” Keluhku padanya sambil mencoba melepaskan tanganku dari cengkramannya. 

“ Zephyr!.” Teriaknya membuat kakek dan para paman membuka matanya.

“ Caleb? Chalondra?.” Ucapnya ketika melihat kami.

“ Mau ngapain lagi lo ke sini hah?!.” Ucap paman Rafardhan sedikit kasar sambil berteriak padaku, aku pun menunduk dan tak berani menatap mereka.

“ CEPAT KEMBALIKAN KEKUATANNYA!.” Titah Caleb pada kakek sambil berteriak dan masih mencengkram tanganku dengan kuat.

“ LEPASINN!.” Teriakku marah sambil melepaskan tanganku darinya. 

“ GUE BILANG GUE GAK MAU!” Teriakku.

“ LO HARUS!.” Titah Caleb. 

“ Lu buat gue marah!.” Ucapku dengan tatapan marah sambil mengepalkan tangan dengan kuat. 

Semakin kemarahanku menaik, tanpa kusadari angin yang tadinya sepoi-sepoi menjadi mengamuk seperti kemarahanku yang semakin naik.

DHUAAR..

Di langit yang tadinya cerah kini mendung, juga terlihat kilatan petir diikuti dengan suara gemuruh.

Hembusan angin pun semakin menjadi-jadi membuat semua benda yang ada di sekitarnya yang berbobot ringan beterbangan. Para paman, kakek, juga Caleb mencoba bertahan dari hembusan angin tersebut.

“ Kakek.” Teriak paman Adelard sambil menatap kakek dan kemudian mengangguk seakan memberitahu kekuatanku sedang keluar. Kakek yang mengerti pun mengangguk mengerti dan melihat ke arahku.

Lihat selengkapnya