Kekuatan cahaya itu melaju cepat ke arahku, kali ini aku tidak akan masuk ke lubang yang sama.
Aku refleks segera membuat sebuah tameng besar yang tebal di depanku membuat kekuatan cahaya itu tidak bisa menyerangku.
‘ Bagaimana bisa? Bukannya hal ini belum aku pelajari?.’ Batinku.
“ Hebat cha!.” Seru paman Rafardhan, aku pun menoleh ke arahnya sambil kebingungan.
“ Eh bukannya aku belum di ajari apa pun oleh kakek.” Ucapku.
“ Tapi kenapa bisa.” Sambungku sambil menunduk melihat kedua tanganku.
“ Awas Cha!.” Seru Caleb ketika melihat Osmond sedang mempersiapkan serangan berikutnya.
Dia membuat kekuatan cahaya yang sangat besar kemudian dia mengarahkannya ke arahku dan melepaskannya.
Kekuatan cahaya itu melesat cepat ke arahku, aku pun segera membuat tameng di depanku untuk menahannya. Namun saat kekuatan cahaya itu menghantam tamengku, tamengku pecah dan membuatku terpental.
“ Cha!.” Seru paman Volker.
“ Caleb bawa Chalondra pergi ke dalam, sebelum dia terluka parah. Biar kami saja yang menghadapinya.” Ujar paman Rafardhan.
“ Tapi..” Ucapku.
“ Ayo cepaat.” Titah paman Rafardhan.
Caleb pun menarik lenganku untuk membantuku berdiri, dan segera memapahku ke dalam. Para paman dan kakek pun segera berdiri dan berjalan mendekati Osmond.
“ Lama tak jumpa kakek.” Sapanya pada kakek.
“ Aku tak menyangka kau akan mengajari kekuatan itu secepat itu pada Chalondra, dia masih kecil kakek.” Ucap Osmond.
“ Aku tidak pernah mengajarinya tentang kekuatan itu.” Ucap kakek.
“ Aku hanya mengajarkannya bermeditasi 1 2 kali.” Sambung kakek.
“ Lalu bagaimana dia bisa menggunakan kekuatan itu tanpa dilatih olehmu?.” Tanya Osmond.
“ Aku tidak tau. Anakmu sangat istimewa, dia mewarisi kekuatanmu dan ibunya. Membuatnya akan menjadi hebat dan kuat serta bermental baja.” Ucap kakek.
“ Tapi sayangnya.. dia keras kepala sama sepertimu. Tapi dia juga selalu menularkan energi positifnya, selalu ceria sama seperti ibunya.” Sambung kakek.
“ Tapi sayangnya aku harus memusuhi anakku sendiri jika dia tak mau melepaskan kekuatannya.” Ucap Osmond.