Jam 01.00 tepat.
"Maling!"
"Maling!"
Teriakan ramai para warga kampung diluar rumah, membangunkan lelap pulasku diatas meja belajar. Duhh ... Kenapa pula ada maling beraksi! Mengganggu ketentraman masyarakat dan juga ketentraman tidurku saja.
Aku bangkit dan merapikan rambut panjang sebahuku. Kubuka gorden jendela dan menelisik keluar. Kamarku berada di lantai 2 dan kulihat banyak kerumunan warga berlari kencang mengejar seorang maling yang berlari diatas atap-atap rumah penduduk.
Sesosok maling berbaju hitam dan bertopeng nampak menenteng tas berat berisi hasil jarahan. Dengan gesitnya ia melalui tiap atap-atap seng tanpa terpeleset. Kemudian menghilang tanpa jejak dalam kegelapan malam.
Warga yang kecewa pun akhirnya memilih membubarkan diri dan berencana melaporkan ini pada polisi serta akan mengadakan siskamling kembali. Bukan kali ini saja kampung Talawe mengalami kasus pencurian, sudah sering terjadi dan pelakunya selalu lolos. Entah siapakah orang itu.
Gubrak!
Sebuah suara benda keras menghantam lantai. Terdengar dari balkon lantai atas rumahku. Kebetulan, disamping ruang kamarku terdapat tangga kecil menuju area balkon atas. Karena penasaran, kuberanikan diri naik keatas dengan memakai jilbab dan membawa senter serta semprotan merica. Tiba diatas, kumelihat sesosok pemuda tengah duduk sambil merokok. Wajahnya putih bersih disinari cahaya bulan purnama dan bintang-bintang. Ia mengenakan jas dan sepatu pantofel hitam yang perlente. MasyaAllah tampan betul pemuda ini, apa dia pangeran dari surga?
"Assalamualaikum, siapa ko?" tanyaku dengan hati sedikit takut.
"Waalaikumussalam," jawab pria itu lalu menoleh kearahku. Rokok di mulutnya ia taruh di pinggir kursi. Di balkon atap rumahku memang terdapat atap dan kursi untuk bersantai.
"Siapa ko?" tanyaku lagi bersiap-siap dengan semprotan merica-ku kalau-kalau ia berbuat jahat.
"Saya Chan!" pria bermata sedikit sipit itu tersenyum ramah.
"Ngapain ko di balkon rumah saya? Bagaimana caranya ko naik kemari? Ko maling?!" Aku jadi sedikit panik.
"Hahaha ...," Ia tertawa keras, "Kamu beneran mau tau gimana caranya saya bisa kemari?"
"Iya!" jawabku keras.
"Tadi saya ngejar maling. Saya naik ke atap juga, tapi dia larinya gesit banget terus hilang."
Oh rupanya begitu, tapi aneh sekali wajahnya tak kukenali. Dia bukan warga disini pasti.
"Ko orang mana?"