Hari kedua setelah Bintan datang ke kamar kosannya dan menginap, Nina dikagetkan dengan ketukan pintu yang terburu-buru ketika ia baru saja membuka matanya di pagi hari. Nina mengerang kesal sambil menyingkirkan selimutnya dengan kakinya. Kalau sekali lagi Bintan menyerbu kosannya hanya karena Hugo… asdfghfllgoeure!
Nina membuka pintu kamarnya dan betapa kagetnya ia melihat Hugo berdiri di sana dengan wajah cemas. Pemuda itu terlihat lelah dengan kantung di bawah matanya yang menghitam.
“Hugo…” bisik Nina dengan suaranya yang serak.
“Masih hidup kamu?” tanya Hugo sambil tersenyum sinis.
“Go… masih jam enam. Baru tidur abis solat subuh tadi,” bisik Nina lagi.
“Kamu ngilang,” balas Hugo lagi. Ia mengantongi kedua tangannya di balik jaket hitam dengan kantong di bagian depan.
“Masuk dulu deh,” ujar Nina setelah menatap Hugo selama dua detik. Ia mundur mempersilakan Hugo memasuki kamarnya yang masih berantakan dengan cat air dan segala pekerjaannya semalam.
Nina melipat kedua tangannya di depan dadanya dengan mata yang setengah terpejam. Ia sungguh-sungguh masih mengantuk.
“Duduk aja, kamu beneran abis begadang ya?” Hugo memegang kedua bahu Nina dan seketika itu juga Nina mengelak, membuat pemuda itu menatapnya dengan kaget.
“Kan udah dibilang tadi,” jawab Nina masih dengan suaranya yang serak. Ia segera duduk di atas kasurnya dan Hugo duduk di karpet di hadapannya.
“Abis kamu juga gak bales-bales chat aku.”
Nina hanya terdiam sambil mengusap-usap kepalanya seakan gatal, menghindari tatapan Hugo.
“Kamu ke mana aja?” tanya Hugo lembut.
“Banyak banget tugas, Go. Kuliahku gak padet tapi tugasnya padet banget,” Nina beralasan.
“Hape kamu gak bisa dihubungin,” ujar Hugo lagi. Tapi Nina malah menopang kepalanya dengan tangannya dan memejamkan matanya. “Aku cuma mau ngabarin, aku sama Bintan udah putus.”
Nina masih memejamkan matanya dan menolak menatap Hugo.
“Kamu kenapa sih, Chaan?” Hugo memeluk Nina namun segera saja Nina mengelak.
“Aku tau,” jawab Nina. “Bintan ke sini dua hari yang lalu, cerita kalau kalian putus.”
“Terus?”
“Kamu gak mau putus dari Bintan.”
“Ha?”