Chandlina

Al Szi
Chapter #14

Tiga Belas

Nina mengatur napasnya dengan susah payah, berkali-kali ia menggigit bibirnya, menahan emosi yang tengah berkecamuk di dadanya, di kepalanya. Hugo di sebelahnya hanya terdiam dengan kedua tangan memegang stir dan kepala tertunduk. Setelah Bintan tertawa sinis dan pergi dari hadapan Nina dan Hugo, gadis itu menghampiri mobilnya sendiri dan dengan decit memekakan telinga mobil itu pergi. Pergi meninggalkan Nina yang hancur melihat testpack di tangannya.

“Bukan aku, Chan.” Hugo akhirnya memecah keheningan. Mungkin saja pria itu tidak tahan selama perjalan menuju kosan Nina mereka hanya terdiam. “Aku selalu play safe.”

“Seakan-akan itu bikin semuanya baik-baik aja ya, Go?” jawab Nina setelah beberapa detik sambil mendengus.

“Ya… gak mungkin bocor… kan?”

“Hugo!” Nina menangkat telapak tangannya, ia tidak ingin Hugo memaparkan teori bahwa PENGAMAN itu tidak mudah bocor seperti popok bayi yang dipakai semalaman. Oh, betapa tolol pandangan itu.

“Chan…”

“Pertama, Hugo, denger ya, ITU bisa aja bocor tanpa kamu tau.” Nina tertawa dan mengangkat lagi tangannya ketika Hugo mulai membuka mulutnya untuk membantah. “Kedua, Hugo, dengan kenyataan kamu PLAY SAFE, bukan berarti aku ngerasa seneng ‘Oh, bukan kok, bukan Hugo. Dia PLAY SAFE. Bintan aja kali yang ada main sama cowok lain selain Hugo’. Enggak Hugo. Faktanya, Hugo, kamu. Melakukannya. Sama. Bintan.”

“Chan…”

“Hugo…” Nina mulai menangis, “aku mulai percaya semua omongan kamu yang bener waktu tadi aku liat Bintan membabi buta nyerang kamu. Makanya aku keluar dari mobil. Aku gak mau kamu disakitin lebih parah lagi.”

Lihat selengkapnya