Sudah dua minggu Nina tidak bertemu dengan Bintan dan Hugo. Terakhir mereka makan bersama membahas teman Hugo mana lagi yang mungkin cocok dikenalkan pada Nina. Yang menjadi objek, Nina, tentu saja menolak perjodohan sepihak yang dilakukan Hugo. Tiga kali gagal dengan pria terakhir yang terburuk menurutnya sudah cukup memverifikasi bahwa Hugo bukanlah malaikat cinta yang handal dan terlatih.
“Kalau si Tama gimana?” tanya Hugo pada Bintan tanpa mempedulikan Nina yang protes karena Hugo sudah menyebutkan nama ketiga sejak tadi dan jelas ia tidak menyetujui satu pun dari itu.
“Gak.” Bintan mengibaskan tangannya.
“Kok lo tau gue gak mau?” tanya Nina.
“Iya kok kamu yang nolak?” Hugo mengompori.
“Lha? Kamu kan nanya aku. Ya kujawab enggak.” Bintan tertawa.
“Maksudnya, yaaa apa kek, bimbang dikit kek, atau sebutin ciri-ciri Tama dulu kek ke Nina,” protes Hugo.
“Chan, nih ya, Tama itu gondrong, berewokan. Titik.” Bintan melambaikan tangannya pada Nina dengan tawa mencemooh.
“Oh. Oke. Gak.” Nina mengangguk-angguk mantap.
“Ih! Kalian kok gitu? Jahat. Tama kan pinter!”
“Hugo, sayangku, Nina gak suka cowok gondrong dan brewokan. Titik.” Bintang tertawa dan Nina hanya ikut tertawa, setuju pada uraian Bintan.
“Kalian gak membantu banget sih!” Hugo misuh-misuh.
“Gue gak ngebet pengen punya cowok kok, Go. Udahlaah, santai aja,” ujar Nina sambil meraih botol air mineralnya yang sedingin es yang beberapa menit yang lalu Hugo berikan padanya.
“Tuh, Yang. Kamu gak usah riweuh, ah.” Bintan tertawa.
Nina melirik Hugo dan memerhatikan rambut pria itu yang mulai panjang melewati telinganya dan bagian belakang rambutnya sudah melewati kerah kaosnya. Ternyata sudah selama itu mereka berteman sampai rambut Hugo jadi gondrong.
Dan dua minggu setelah itu, Nina sedang mengerjakan tugasnya seperti biasa ketika muncul notifikasi chatting di laptopnya. Senyumnya merekah. Ia sudah menunggu-nunggu saat ini. Saat Hugo menyapa dan menemaninya mengerjakan tugas sampai begadang.
HUGO: Hei cewek kalong~
NINA: Mulaiii…
HUGO: Bener kan pasti lo mau nugas lagi hari ini sampe gak tidur?
NINA: Yaaa… iyasih :D
HUGO: Lo tau gak, kalau begadang itu gak baik untuk ginjal.
NINA: Tau [“(
HUGO: Trus kenapa masih begadang?
NINA: Lo kalau mau tidur sok aja, gak usah ngasih wejangan dlu XD
HUGO: Enggak ih :”D
NINA: Mau pergi ya?
HUGO: Boleh ga?
NINA: Sama siapa?
HUGO: Bintan
NINA: Kenapa gak boleh deh :”DDD
HUGO: Dia minta dianterin dugem
NINA: Oh…
HUGO: Gue gak akan masuk, ngedrop dia doang kok
NINA: Ikut juga gak apa. Biasanya juga kalian dugem bareng
HUGO: Sekarang gue gak enak hati klo dugem
NINA: Why?
HUGO: Inget lo aja
NINA: Haaaa?
HUGO: Lo nugas, rajin. Belajar, rajin. Malu aja gue :”|
NINA: Jadi… sekarang gak akan pergi?
HUGO: Ngedrop Bintan doang. Boleh ya
NINA: Gak ada yg larang, Hugo :’)
HUGO: Klo lo bilang engga boleh gue gak pergi kok
NINA: Lha? Trus Bintan?
HUGO: Dia udah gede kali. Bisa nyetir sendiri. Dia palingan pingin mabok makanya gamau bawa mobil XDD
NINA: Lo jagain Bintan aja, Go. Tugas lo sebagai cowoknya
HUGO: Hmmmmm…
NINA: Sana…
HUGO: Tunggu ya. Gue mau nemenin lo nugas
NINA: Gue mah pasti bangun kok
HUGO: :* :* biar semangat
NINA: [“|
HUGO: Maaf ya
NINA: Hugo…
HUGO: Ya?
NINA: Jng dugem ya [“|
HUGO: Iya :’)
HUGO: Gue punya kejutan
NINA: Hei