Chandlina

Al Szi
Chapter #22

Dua Puluh Satu

“Kamu udah sembuh emang?” Hugo mengernyitkan keningnya ketika ia mengunjungi kosan Nina pagi-pagi sekali untuk sarapan bersama dan melihat gadis itu sedang bersiap-siap berangkat ke kampus karena ada kuliah jam 8 hari ini.

“Udah,” sahut Nina sambil mengikat rambut panjangnya tinggi-tinggi. Gadis itu duduk di sebelah Hugo dan menatap meja kecilnya dengan mata berbinar. Bubur ayam pagi-pagi memang menu kesukaan Nina.

“Mana sini pegang.” Hugo mengulurkan tangannya dan mengusap kening Nina dengan lembut. Nina benar, ia sudah tidak demam.

“Kan?” Nina nyengir lebar sambil menggigit sendoknya. Dua gigi kelincinya terlihat jelas tapi Hugo menahan dirinya untuk tidak mencium gadis itu.

“Seneng banget ngampus lagi?” Hugo tertawa.

“Bosen sakit, tuuuh. Gak ngapa-ngapain. Disuruh tiduuur aja. Kamu tau gak, aku sampai ngabisin novelku dan sekarang aku harus ngambil novel-novel baru aku ke rumah.” Nina mulai mengomel dan Hugo malah menatap gadis itu sambil tersenyum. “He. Dengerin gak?”

“Denger.”

“Apa?”

“Aduh, kenapa sih kamu suka ngetes aku?”

“Ya kamu malah liatin aku terus sambil cengengesan.”

“Aku kangen kamu.”

“Kan aku di sini.” Nina tersenyum manis.

Lihat selengkapnya