Charu

sk_26
Chapter #12

Wanita hebat

Apa kondisinya masih sama?" tegur ibu suri pada lady Daini.

Ia mengangguk, "biasanya dia akan membaik setelah diobati Charu ... tapi kali ini tidak."

"Panggil Darlie!"

"Darlie sudah berusaha yang terbaik, ibu. Entahlah ... apa yang terjadi pada Haru." terangnya lirih.

Ibu suri menatap cucunya dengan tatapan sendu. Dalam waktu dekat, rombongan Waji akan tiba. Kemungkinan kemungkinan buruk jelas terbesit dalam benak. "Bagaimana jika Raja Chang dan balatentaranya mengetahui ini!?"

"Tenanglah ibu ... ini bukanlah suatu aib."

"Jelas ini aib ... seorang penerus takhta memiliki penyakit langka yang bahkan tak seorangpun mengerti apa penyebab dan penawarnya."

"Tapi ini bukanlah suatu ancaman, ibu. Waji dan Sora sudah seperti keluarga ... adapun kelemahan ini tak akan membuat Waji mengambil keuntungan."

Ibu suri diam begitupun dengan Daini. Keadaan sempat hening sesaat hingga seorang utusan datang membawa kabar jika Raja Chang dan pasukan telah sampai di dekat pesisir Muratsuki. Ibu suri sudah menduganya. Tiba-tiba saja kepalanya menjadi pusing. Daini menyarankan agar ibu suri kembali ke kamar untuk beristirahat.

"Aku akan mengambil alih Haru. " ujarnya lembut.

Lalu dua pelayan mengantar ibu suri meninggalkan Daini berdua dengan Haru yang terbaring tenang.

Lady Daini kemudian membuka sebuah sapu tangan yang berisikan bungkusan kecil terikat lalu membukanya. Tanpa ragu ia membubuhkan serbuk rahasia itu pada permukaan sapu tangan, lalu dengan hati-hati mengusapkan pada wajah Pangeran Haru. Ia menyeringai, "aku sudah meminta izin nenekmu untuk mengambil alih, bukan? tidur yang tenang ... aku tak yakin kau akan menjadi penerus takhta."


***

Sebenarnya Charu ingin sekali menemui Natsu untuk membahas kondisi Haru. Sayang sekali, kakak sepupunya itu sedang bertugas untuk menyambut rombongan Raja Chang di dekat pintu masuk istana. Sebelumnya, Charu sudah berkonsultasi dengan bibi Darlie dan tabib lainnya mengenai alternatif serta solusi yang terbaik untuk Pangeran Haru, namun hasilnya nihil. Seolah penyakit Haru adalah sebuah kutukan yang tak satupun tabib ahli yang mampu mengobati.

Sesaat kemudian, rombongan tamupun tiba. Suatu kehormatan bagi kerajaan yang krisis pemimpin untuk menyambut tamu dari Kerajaan raksasa seperti Waji. Mereka di sambut secara besar dengan upacara formal khas Sora. Sementara itu, tandu yang membawa Ratu Momo dan putri Reina telah memasuki gerbang istana lebih lambat dari Raja. Ratu Momo dan Reina turun dengan anggun melintasi karpet merah yang terbentang. Pada momen itu, putri Mahkota melihat wujud Pangeran Natsu secara jelas saat penyambutan.

Senyum manis serta tatapan teduhnya mampu membuat Reina yang pendiam semakin terpikat. "dia adalah pangeran senja itu, tamu yang kulihat bersama ayah kala itu."

"Reina, kau baik-baik saja?" bisik Ratu Momo yang menyadari langkah putrinya semakin melambat.

Lihat selengkapnya