Ketika Papanya membalas dengan begitu kejamnya, sepanjang jalan Angga hanya bisa terdiam, melihat pemandangan dari dalam mobil sambil melihat gunung-gunung dan sawah-sawahan yang di tiup angin sepoi-sepoi, menghiaskan keceriaan dalam diri Angga untuk sementara waktu, hingga tiba di sebuah rumah kosong di suatu desa, Angga semakin bingung dengan Papanya.
Mereka pun masuk ke rumah itu, dan terlihat di wajahnya Angga yang termangap dan melirik ke berbagai bagian rumah itu dengan rasa cemas.
"Pa, ini rumah siapa? terus kita ngapain disini?" tanya Angga.
"Angga … dengerin Papa yah, mulai sekarang kita akan tinggal di rumah ini," jelas Papanya sambil memegang pundak Angga agar ia bisa percaya dengan Papanya.
"APA!?” kejut Angga bercampur kesal. “Ta-tapi kenapa? Papa sama Mama nggak boleh berpisah! Angga sayang sama Papa dan Mama!" Teriak dengan emosi yang sedih dari seorang anak.
"Papa sama Mama kamu nggak akan kembali lagi, Angga. Ini adalah jalan yang terbaik, Papa ingin ka--" Pergilah Angga ke kamar, tidak ingin mendengarkan perkataan dari Papanya lagi dan mengunci diri tanpa mengatakan sepatah kata pun.
Papanya hanya bisa pasrah, dan memikirkan lagi pilihan yang diambil, menurutnya ini adalah keputusan yang matang dan sudah direncanakan baik-baik di antara Roy dan Ani.
Sedih ketika seorang anak kecil mengalami hal itu, apalagi ia sangat sayang pada kedua orang tuanya. Namun, apa daya jika dalam berkeluarga pasti akan ada konflik di dalamnya sampai membuat hal yang tidak diinginkan terjadi, hingga terkena imbas pada anaknya sendiri.
Berhari-hari Angga trauma dengan kejadian dan kekacuan yang terjadi, beberapa waktu ia masih marah pada Papanya. Namun, sampai kapan ia akan begitu terus? hari demi hari berlalu, pada dasarnya Angga hanyalah anak baik yang ingin keluarganya itu harmonis.
Ia pun mulai bersekolah lagi di daerah setempat, meneruskan Sekolah Dasarnya dengan keadaan kurang bahagia, tetapi itulah yang dirasakannya, waktu berjalan dan berlalu dengan cepat, sampai ia ikuti terus di jenjang SMP.
Papanya mulai menuntut agar Angga belajar dengan sungguh-sungguh, mendapatkan nilai sempurna, dan mendapatkan juara di kelas, dengan segala usaha yang serius dan tegas oleh Papanya, Angga pun mengerti dan menyadarinya, juga tetap berusaha agar keinginan Papanya terwujud.
Hingga pada akhirnya, Angga bisa mewujudkan itu seperti mengikuti beberapa Lomba, Olimpiade-olimpiade di SMP dan terus mendapatkan juara terbaik di kelas, hal itu membuat Papanya bangga terhadap Angga, dan tidak sia-sia Papanya berjuang untuk anaknya sendiri pada saat itu. Tetapi, apakah Angga telah bahagia?
Hari mulai berlanjut, dan tidak terasa Angga meranjak makin dewasa, ia tumbuh dengan kepintarannya itu, dan juga membuat sifatnya kali ini berbeda seperti sebelumnya ketika masih bersama keluarga yang utuh dan harmonis.
14 Januari 2020, Pukul 07:00 Pagi.
Awal pagi yang cerah, mengisikan cuaca embun pagi yang menyegarkan, hingga bisa membuat seseorang yang mengalami akan bahagia dalam dirinya untuk seumur hidupnya.