***
#Maret 2015#
Di pagi hari yang indah ini, aku dan keluargaku menyantap sarapan yang telah dibuat oleh bunda ku. Sebelum berangkat berkerja, terlebih dahulu ayah ku mengisi perut nya. Biasanya dia jarang sekali sarapan bersama karena perkerjaan nya yang diharuskan untuk ia berangkat pagi hari. Ayah ku saat ini sedang berprofesi menjadi seorang supir. Tapi keluarga dari bunda ku ingin memasukkan nya ke dalam perusahaan obat.
Adik ku mengambil jagung yang ada di piring. Saat itu bunda ku memasak sayur yang melibatkan jagung.
Tapi bunda ku melarang nya karena takut adik ku tidak mau makan nasi. Ia melarang nya dengan lembut sambil mengambil jagung yang adik ku pegang.
Walau begitu adik ku tetap saja ingin menyantap jagung nya. Awalnya ayah ku diam saja tapi lama-kelamaan ia membela adik ku.
"Udah biarkan saja si Valen mau makan itu jagung, gak usah di larang-larang," ujar ayah ku sambil mengambil jagung lalu memberikan nya kepada adik ku.
"Ya jangan! Nanti dia tidak nafsu makan nasi lagi gara-gara makan jagung," jawab bunda ku mengambil jagung nya kembali.
"Sudah biarkan saja. Masih kecil kok," jawab ayah ku mengambang jagung nya lagi.
Bunda ku kesal dengan ulah ayah ku yang sangat-sangat ngeyel sekali. Niat bunda ku sebenarnya baik tapi ayah ku malah membela Valen yang masih belum mengerti hal-hal baik ataupun buruk.
Refleks, bunda ku berdiri lalu melempar piring yang ia makan. Nasi dan lauk bertebaran di lantai dan berantakan sekali seperti kapal pecah. Ayah ku pun berdiri lalu menatap tajam ke arah bunda ku.
Akhirnya mereka berdua beradu mulut. Tidak ada yang mau mengalah sedikitpun di antara mereka berdua. Yang membuat ku terkejut, ayah ku secara tiba-tiba mendorong bunda ku ke dinding lalu mencekik nya. Aku tidak tahu apa yang harus ku lakukan. Aku takut kalau yang ku lakukan adalah hal yang salah karena aku juga masih kecil.