Tak lama kemudian, terlihat om Romi dan om Agus berjalan menuju rumahku. Aku yang melihatnya langsung berlari masuk kedalam menemui bundaku, lalu memberitahunya bahwa om Romi dan om Agus sudah tiba.
"Bunda bunda... Om Agus dan om Romi sudah datang," ujarku memberitahu.
"Ya sudah kamu temani dulu ya mereka berdua. Bilang sebentar lagi bunda datang," jawab bundaku.
"Ya sudah deh," jawabku agak ragu.
Aku agak malu saat bertemu dengan orang lain. Walaupun sudah dekat, tetapi tetap saja rasa malu tidak bisa ku hilangkan.
Aku berjalan menemui mereka berdua yang sedang duduk di kursi teras rumah.
"Hmm om, kata bunda sebentar lagi dia keluar. Karena bunda sedang di dapur," ujarku dengan suara yang kecil.
"Oh ya sudah gak apa-apa," jawab om Agus.
"Ya sudah aku masuk kedalam untuk menemani Valen ya om. Permisi," jawabku sambil masuk kedalam.
Sehabis itu mereka berdua kembali mengobrol. Aku pun kembali menonton televisi dengan adikku itu.
Beberapa menit kemudian...
Bunda keluar sambil membawa dua gelas kopi hangat untuk om Agus dan om Romi. Aku mengintip mereka dari jendela saat bundaku sudah keluar.
"Nih mas di minum dulu kopi nya," ujar bundaku meletakkan kopi di meja.
"Wah tadi baru saja minum kopi ya," jawab om Romi.
"Ya biarin. Biar tambah jos meripat nya," jawab bundaku.
Setelah itu bundaku duduk di samping om Agus. Mereka bertiga mulai mengobrol membahas kejadian kiriman yang katanya sih berasal dari wanita selingkuhan ayahku.
Aku mendengarkan ucapan mereka sambil berpura-pura menonton televisi. Ya memang sejak kecil aku ingin tahu segalanya. Untuk saat ini sepertinya aku sudah tau yang mana yang benar dan salah. Bahkan dari kelas 1 aku sudah belajar untuk menjadi dewasa.
Diluar...
"Nih jadi gini toh, suamimu ini berselingkuh dengan suatu wanita. Seperti nya wanita ini sudah kenal lama dengannya. Lalu yang ku bilang kiriman kemarin itu adalah berasal dari nya," ujar om Romi sambil merokok.
"Oh gitu. Lalu bagaimana ciri-ciri wanita nya?" tanya bundaku.
"Wah tunggu bentar. Hmm, ada bunga kantil gak? soalnya biar apdol ngeramalnya," jawab om Romi.
"Yah ora beli aku tadi mas. Mas nya juga gak nitip sih," jawab bundaku.
"Ya udah gak apa-apa lah. Lain kali kalau aku kesini bawa bunga kantil yo," jawab om Romi.