***
Tiga puluh menit kemudian...
Cherin, Valen, serta bundanya sampai dirumah paman bunda Fiya. Mereka semua langsung bergegas masuk kedalam untuk menemui om Wahyu yang sudah menunggunya didalam. Sedangkan om Agus menunggu didalam mobil. Ia tidak mau menemui om Wahyu karena hubungannya dengan bunda masih tertutup. Jadi banyak yang belum tahu.
Bunda Fiya duduk di sebelah om Wahyu. Iapun mengobrol terlebih dahulu sebelum memberikan kartu/ surat nikahnya.
Sedangkan anak-anak hanya menyimak saja dan memilih untuk bermain-main biasa saja. Karena tidak mau ikut campur urusan orang tua. Dulu Cherin adalah tipe anak yang masih cupu. Wajar saja karena masih anak kecil.
***
Menit demi menit berlalu. Pembicaraan pun selesai. Kini saatnya mereka semua untuk pamit pulang ke rumah. Sebelum pergi, alangkah mereka berpamitan dengan om Wahyu.
Setelah itu mereka masuk kedalam mobil lalu pulang kerumah.
Sepanjang perjalanan, bunda Fiya dan om Agus mengobrol mengenai masalah ini. Karena om Agus juga ingin membantunya.
"Terus ini bagaimana?" tanya om Agus.
"Ya tidak tahu. Yang penting aman saja saat ini kartu nikahnya," ucap bundaku.
"Hmm lebih baik saya sarankan kamu gugat perceraian saja. Daripada dia dulu yang gugat, nanti hak asuh anak jatuh ke tangannya. Kamu gak mau kan sampai anak-anak sama dia?" ucap om Agus.
"Iya nanti ku pikirkan dulu deh dirumah," jawab bunda Fiya.
"Saya menunggu," ucap om Agus.
Setelah itu suasana mobil jadi hening. Hanya terdengar suara kendaraan yang ada diluar saja yang terdengar. Tidak ada satupun didalam yang mengobrol walaupun hanya sebentar. Termasuk juga Cherin dan adiknya. Dari tadi mereka hanya terdiam dan menyimak.
***
Beberapa Minggu kemudian...
#sabtu pagi#
Seperti biasa, disabtu pagi ini mereka semua bersantai-santai karena sekolah libur. Tampak bunda Fiya seperti biasa, yaitu membersihkan rumah. Sedangkan Cherin dan Valen bermain-main ria didepan rumah. Walaupun hanya bermain air seperti guyur-guyuran, mereka tampak bahagia saja. Yang penting mereka bisa bahagia.
Saat sedang asyik-asyiknya bermain, bunda Fiya datang mendekati mereka sambil menyapu lantai.