Setelah menjalani masa orientasi selama tiga hari, rasanya energi gadis itu sudah terkuras habis.
"Ingat, cari namamu ada di kelas mana. Jangan kesasar lagi," gerutu Sinta, mama Ara panjang lebar.
"Iya, Ma. Ara bukan anak SD lagi tau!"
"Kamu lupa kalau hobimu itu kesasar? Untung dulu selalu ada Gavin yang nolongin kamu ya, Ar," ucap Sinta sembari tersenyum sendiri dalam nostalgianya.
Ara mencak-mencak sendiri di tempatnya, "Gavin nggak pernah nolongin Ara, Ma! Itu Gea yang nyuruh Gavin cariin Ara! Gea yang nolongin Ara! Gavin juga terpaksa nolongin Ara, karena kalau nggak, Gea bakalan lapor ke papa mereka kalau Gavin suka main ke warnet tanpa sepengetahuan papanya!"
Sinta tetap saja tersenyum-senyum sendiri, yang membuat Ara memutar bola matanya malas. "Mama tenang kalau ternyata Gavin satu sekolah sama kamu, ada yang jagain kamu. Kira-kira adeknya Gavin, si Gea juga daftar di SMA Nusantara juga nggak, ya? Pasti seru kalau kalian bertiga kumpul bareng lagi."
Ara memilih mengalah, "Semerdeka Mama aja, deh."
____
Setelah tiba di sekolah, gadis itu langsung disuguhi banyaknya hamparan manusia yang berdesakan melihat nama mereka berada di kelas mana.
Ara meniup poninya, kemudian berjalan dengan percaya diri menerobos kerumunan. "Permisi, air panas, air panas!" teriaknya yang membuat mereka tanpa sengaja memberi akses untuk gadis kecil itu masuk.
"Ara Khanza Raquella, X IPA 3," ucapnya setelah membulatkan matanya selama beberapa saat di depan mading.
Ara berbalik, hendak ke kelasnya. Namun, merasa ditatap tidak suka oleh beberapa pasang mata, gadis itu menyengir, "Duluan ya, teman-teman," ucapnya tanpa rasa bersalah.
"X IPA 3 di mana, ya? Ini sekolah udah kayak mall aja," gerutunya sembari menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Padahal, waktu masa orientasi, murid baru sudah diajak keliling sekolah. Namun, bukan Ara namanya kalau tidak tersesat.
Tiba-tiba, seorang murid laki-laki berjalan melaluinya. Tidak menyia-nyiakan kesempatan, Ara langsung menepuk pundak murid tersebut, "Kelas X IPA 3 di mana, ya?"
Murid itu sempat terkejut sebentar, "Gue juga mau ke sana," jawabnya sekenanya.
Mata gadis itu langsung berbinar. "Seriusan? Yaudah, bareng aja."