"Ra, gue nggak ikut kalian pulang, ya. Gue masih ada ekskul jurnalistik," ucap Ghea.
Ara mendesah pelan, kemudian mengangguk. "Bolos aja, Ghe," ucap Ara setengah bercanda setengah serius.
"Segitu nggak maunya lo pulang berdua sama kakak gue? Lo nggak bakalan dimakan kali." Ghea menimpali.
Ara menghela napas. "Gue duluan kalau gitu. Ez, mau ke gerbang juga nggak?"
Ezra mengangguk. "Kuy," ucapnya.
"Ada hubungan apa lo sama kakaknya Ghea?" tanya Ezra saat mereka berjalan bersisian menuju gerbang sekolah.
Ara lalu menceritakan awal mula hidupnya dan Gavin selalu bersinggungan. Bermula dari insiden di kafe, hingga saat tangan lelaki itu keseleo karena ulahnya yang membuat Ara tambah harus patuh pada perintah lelaki itu.
Ezra mengangguk-anggukkan kepalanya. "Bilang aja, Ra kalau lo butuh bantuan."
Ara tertawa. "Gue nggak lagi berhadapan sama monster. Walaupun kelakuannya 11 12 sama monster, tapi gue masih sanggup hadapin dia sendiri."
"Tapi makasih loh. Terharu gue. Ternyata ada yang perhatian juga sama gue," ucap Ara sembari memukul pelan bahu Ezra. Ezra hanya balas tersenyum, tanpa membalas pukulan Ara.
Gavin yang masih berada di depan mobilnya tanpa sadar menendang mobilnya hingga alarmnya berbunyi.
Wiuwiuwiuwiu....
Kini, semua pasang mata melihat ke arahnya. Namun, sepertinya hanya Lovita yang sadar alasan mengapa lelaki itu menendang mobilnya sendiri.
"Kenapa, Gav?" tanya Lovita yang sudah berada di dalam mobil Gavin sembari menurunkan kaca mobilnya setelah dibuat terkejut oleh suara yang berasal dari mobil Gavin.
"Nggak sengaja. Sori sori," ucap Gavin.
Kemudian, saat Ara datang menghampirinya Gavin hanya menatapnya datar.
"Mobil lo kenapa tadi?" tanya Ara.
Lelaki itu mengedikkan bahu dan membuka pintu mobil belakang untuk duduk di samping Lovita.
Ara ikut masuk di bangku pengemudi dan suara seseorang mengejutkannya.
"Gue nebeng ya, Dek. Supir gue nggak bisa jemput," ucap Lovita.
Ara terkejut, bahunya naik. "Eh kambing kambing!"
Setelahnya, Ara langsung menutup mulutnya kemudian berkata. "Maaf, Kak. Kaget. Aku kira tadi nggak ada orang," ucapnya.
"Terus lo kira gue apa?" tanya Gavin.
"Setan," jawab Ara asal.
Lovita menengahi. "Nggak apa-apa. Santai aja," ucapnya.