Childhood Enemies

Churiani
Chapter #22

d u a p u l u h s a t u

Akhir-akhir ini, seseorang yang selalu mengirimi Ara surat semakin berani.

Kalau awalnya dia hanya menaruh sebuah surat di pintu loker, kali ini orang tersebut sepertinya sudah berani terang-terangan.

Lo pasti penasaran gue siapa? Temui gue di taman sekolah sepulang sekolah. Kalau lo nggak datang, berarti lo pengecut.

Dan lebih anehnya, surat itu berada di dalam loker Ara. Padahal setahu Ara, kunci lokernya tidak pernah sekalipun dipegang oleh orang lain.

"Ara? Kenapa lama? Katanya cuma mau ngambil barang yang ketinggalan?" Ghea datang menghampiri.

"Gue baru ingat, gue ada urusan, Ghe," jawab Ara sembari menyembunyikan surat ke belakang punggungnya.

"Urusan apaan jam pulang sekolah? Emangnya lo nggak kerja?"

Ara menggeleng. "Duluan ya, Ghe. Bilang ke kakak lo, jangan manja. Nyetir sendiri," ucap Ara dan melenggang pergi.

"Eh tapi—" Belum sempat menyelesaikan ucapannya, Ara sudah berlalu pergi.

Ghea langsung saja menelepon seseorang setelah Ara semakin menjauh.

"Halo?" tanya seseorang di seberang sana.

"Kak, katanya Ara ada urusan. Nggak bisa pulang bareng. Kakak disuruh nyetir sendiri," ucap Ghea langsung ke intinya.

"Urusan apa?"

"Nggak tahu, Kak. Ara buru-buru banget," jawab Ghea.

"Terus dia pulangnya gimana? Motornya, kan ada di rumah?"

Ghea memukul keningnya. "Astaga. Gue baru sadar, Kak. Jadi gimana?"

Gavin menghela napas. "Ke mobil aja dulu. Gue anter lo pulang."

"Tapi, lo mau balik ke sekolah buat jemput Ara, kan Kak?"

"Terpaksa. Karena adik gue yang suruh," jawab Gavin.

Ghea tersenyum. Tidak ada lagi Gavin yang benci Ara, yang tersisa hanya Gavin yang peduli Ara. "Oke. Karena gue yang suruh," jawab Ghea. Gengsi kakaknya memang tidak tertandingi.

____

Jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Ara masih menunggu. Awalnya gadis itu sedikit takut, namun lama kelamaan malah menjadi bosan.

"Apaansih. Katanya, pengecut kalau nggak datang, malah dia yang nggak datang," ucap Ara sebal.

Lihat selengkapnya