Children of The Abyss

ryuukossei
Chapter #2

Chapter 2 : Water Creatures

Setelah sekolah dan kegiatan tambahan usai, aku menyempatkan diri ke perpustakaan. Beberapa buku tentang hewan air dan dinosaurus kubaca satu per satu. Kugambar bentuk hewan yang kemarin kutemui pada buku catatanku. Hewan itu mirip dengan Plesiosaurus. Dinosaurus air yang seharusnya sudah punah jutaan tahun yang lalu. Kuingat-ingat wujud hewan asing lain yang sebelumnya kutemui di bawah danau. Bentuknya tidak sama dengan hewan kemarin. Sepertinya mereka adalah dua makhluk yang berbeda.

Dua hari berlalu dari sejak itu. Aku masih tidak diperbolehkan mendekati danau di belakang rumah oleh kakek dan nenekku. Akupun belum menemukan waktu yang tepat untuk memanggil Kimi.

Di akhir pekan ini, aku mampir ke taman di sisi lain danau. Sambil melihat ke arah danau, aku teringat temanku. Bagaimana agar aku bisa memanggilnya tanpa menarik perhatian hewan lain? Aku ingin bertemu dengan Kimi.

Kulihat beberapa anak kecil sedang bermain di taman. Ada beberapa anak yang memberi makan ikan di kolam air. Aku ikut membeli makanan ikan dan melemparkannya ke sisi lain kolam air. Kolam itu seharusnya aman karena tidak tersambung dengan danau. Sambil melempar makanan ikan, aku mendapat ide untuk memaggil Kimi dengan makanan kesukaannya.

Beberapa orang dewasa yang sedang menjaga anak-anaknya berbincang di belakangku. Ada kasus baru terjadi lagi kemarin, seorang nelayan hilang. Kapalnya ditemukan kosong di tengah danau. Alat pancing dan barang-barangnya masih ada di perahunya. Tidak ada jejak dia tenggelam atau terluka. Polisi sedang melakukan penyelidikan. Hal buruk terjadi lagi di danau ini dalam waktu yang berdekatan.

Hari masih siang tetapi aku memutuskan untuk pulang ke rumah lebih awal. Kakek dan nenekku sedang tidak ada di rumah. Waktu yang tepat untuk memanggil Kimi. Kuambil tombak ikan milik kakekku untuk berjaga-jaga jika seandainya Plesiosaurus itu masih ada di sekitar sini. Makanan kesukaan Kimi kusiapkan, sekeranjang kecil remah-remah kue dan roti. Aku pun menuju limbung kapal.

Kulempar remah-remah roti ke danau. Ikan-ikan kecil berkumpul mendekatiku. Mereka berebut memakan remah-remah roti itu. Dengan waspada aku melihat ke sekitar danau. Tidak ada tanda-tanda gelombang air seperti waktu itu. Beberapa gelembung air pun muncul ke permukaan. Bayangan ikan Sturgeon albino muncul.

“Kimi!”

“Dee! Kau baik-baik saja kan?”

“Iya, aku tidak berenang ke danau sejak terakhir bersamamu. Bagaimana denganmu?”

“Syukurlah teman! Aku baik-baik saja, tapi keadaan di danau ini sedang gawat!”

“Apa yang terjadi di bawah sana? Beberapa hari kemarin aku melihat seekor hewan air berleher panjang di sini”

“Ah! Makhluk itu sampai kesini!? Aku dan teman-teman sudah mengusirnya kemarin. Berani-beraninya dia masuk ke wilayah kami seenaknya! Ini semua gara-gara kristal ungu itu. Banyak makhluk air dari tempat lain yang singgah di danau ini karena tertarik dengan panggilan kristal itu”

“Jadi.. memang ada hewan air lain yang datang ke danau ini ya? Beberapa hari ini ada kasus orang yang tenggelam dan hilang, apa mereka pelakunya?”

“Ya! Beberapa hewan itu menyerang manusia dan kapal-kapal yang dilihatnya! Kuharap kamu dan keluargamu tidak menggunakan kapal sampai mereka pergi. Tidak semua makhluk ini baik pada manusia.”

“Iya, kakekku sudah tidak memancing lagi sejak kejadian-kejadian kemarin. Apa kamu tahu mereka datang darimana?”

“Mereka datang dari beberapa sungai dan danau di sekitar sini. Menyebrang dan sampai ke danau ini melewati lorong-lorong goa bawah air. Temanku ada yang berhasil megumpulkan informasi dari mereka. Seseorang menyuruh salah datu dari mereka untuk membawa kristal ungu itu ke beberapa danau, termasuk danau ini. Kristal itu memancarkan cahaya yang akan memanggil kami pada malam hari. Mereka menyuruh kami, hewan-hewan yang mendapat kekuatan dari Water Spirit, untuk berkumpul di Danau Superior”

“Berkumpul di Danau Superior? Untuk apa?”

“Ya, kami diminta berkumpul disana bulan purnama ini. Belum tahu apa maksud dan tujuan mereka…”

“Apakah kamu juga akan pergi kesana?”

“Aku tidak tahu… Aku tidak ingin kesana… Tapi kami diancam jika tidak pergi kesana…”

“Kimi, aku punya firasat buruk soal ini, sebaiknya kamu jangan ikut pergi kesana. Kita tidak tahu apa yang akan mereka lakukan setelah semua berkumpul disana kan? Bagaimana kalau mereka punya niat jahat?”

“… Dee, kita bertemu lagi besok sore disini. Aku harus pergi menemui teman-temanku”

Lihat selengkapnya