Choco Lab

rinano
Chapter #2

Dua Dunia

Toko kue dan roti Choco Lab baru berdiri enam bulan, dan kini termasuk salah satu dari sekian toko kue kinian yang sedang populer. Keith Wilson sebenarnya tidak suka dengan istilah kue kekinian, karena pada dasarnya yang ia jual adalah roti dan kue yang umum dijual di toko roti lainnya. Plus beberapa kue tradisional Indonesia. Namun sebutan itu tidak bisa ia tolak karena itu adalah bagian dari strategi marketingnya.

Bukan. Lebih tepatnya itu adalah strategi dari marketing milik Archie, sepupunya yang tampan, menyebalkan, terkenal, dan brengsek itu.

"Halo Baginda Bos? Kalau Baginda duduk di situ, croissantnya saya taruh di mana?"

Keith mendongak dan melihat Kina, salah satu pelayannya, memegang senampan penuh croissant polos yang baru saja matang. Keith langsung menyingkir dari meja yang tanpa sengaja ia sandari. Begitu Bosnya menyingkir, Kina langsung meletakkan nampan penuh croissant polos yang ia bawa dan kembali menuju rak pendingin untuk mengambil roti lain.

Keith mengambil sebuah croissant dan mulai mencelupi sebagian sisinya ke salah satu wadah yang berisi lelehan coklat. Setelah itu ia meletakkan di nampan yang sudah tersedia.

"Kau mau kopi?" tanya Keith mendadak. Kina meletakkan nampan roti yang ia ambil di sebelah nampan croissant.

"Apa? Bukankah ini masih terlalu pagi untuk kopi kedua?" sindir Kina sambil tersenyum jahil. Keith menyeringai bersalah.

"Buatkan aku kopi," perintah Keith tanpa memalingkan wajahnya dari pekerjaannya. Kina memutar bola matanya.

"Baiklah. Tapi kalau Dokter Derek mengomelimu lagi, itu bukan salahku!" keluh Kina. Keith terkekeh dan terhenti saat Kina menambahkan, "Tapi ingat ya, aku ga mau buatin kopi lagi setelahnya sampai penghujung hari. Dua cangkir sudah cukup!"

Keith seorang penggemar kopi berat. Kebiasaannya meminum kopi berawal saat ia memulai bisnis kulinernya. Keith mampu meminum kopi jauh lebih banyak daripada ia meminum air putih. Sayangnya kebiasaan ini diketahui cepat oleh Derek, sahabat sekaligus murid Ayah Keith, beberapa bulan setelahnya. Derek memberi ultimatum keras agar ia membatasi minum kopi dan lebih banyak mengkonsumsi air putih. Ultimatum yang takkan Derek berikan kalau waktu itu ia tidak pingsan karena kelelahan setelah mengurus persiapan pembukaan retauran pertamanya.

"Keith, aku tahu kau bekerja keras di restoranmu untuk membuktikan kalau kau itu layak," omel Derek yang mengunjunginya di tengah praktek kerjanya saat tahu Keith masuk UGD. "Tapi bukan berarti kau harus mengabaikan kesehatanmu sendiri. Kau bisa mati, tahu? M-A-T-I. MA-TI."

" Yah, walaupun aku tidak perduli kalau kau mati konyol karena kelelahan. Toh kau ini yang rugi, bukan aku ataupun Ayahmu!"

Keith masih ingat saat dia hanya bisa tersenyum lemah dari atas pembaringannya di atas ranjang UGD sebagai balasan atas ucapan Derek. Dan besoknya keluarganya mengambil keputusan tegas: Keith yang semula tinggal di restoran, harus kembali tinggal di rumah mereka, dan dia tidak boleh kerja lebih dari delapan jam sehari. Jika bekerja lebih dari itu, maka Ayahnya akan menutup paksa restorannya.

Itu kejadian bertahun-tahun yang lalu. Kini bisnisnya sudah maju. Restoran yang ia buka sudah sukses besar dan memiliki beberapa cabang di beberapa kota besar di Indonesia. Dan enam bulan yang lalu ia membuka Choco Lab, anak perusahaannya yang pertama.

Lihat selengkapnya