Choco Lab

rinano
Chapter #4

Mogok

Keith melirik jam yang ada di pergelangan tangan kirinya. "Sudah jam segini, aku harus siap-siap untuk tutup," kata Keith dan menunjuk Archie. "Kau bantu aku."

Archie memasang tampang sedih. "Aku ini investormu. Apa begini perlakuanmu terhadap investormu sendiri?" keluhnya dengan nada sedih. Keith mendengus tidak percaya.

Saat Keith memutuskan untuk membuka cabang pertama dari restorannya, Keith meminjam sejumlah uang dari Archie. Dan uang itu berhasil ia kembalikan seutuhnya di tahun berikutnya.

"Cepat kerjakan," perintah Keith dengan nada jahil.

Archie pura-pura melenguh keras dan dramatis, tapi tetap beranjak dari meja kasir. Tak lama Archie berhenti dan menoleh, "Keith, bukankah yang di halaman itu pelanggan kita yang baru keluar tadi?"

*****

"Oh, shit! Shit! Shit!" Rana kembali mengumpat.

Rana tidak menemukan kunci motornya di dalam saku jaket ataupun saku celananya. Dengan panik ia segera menoleh ke sekitar halaman tempat motornya berada, matanya menelusuri untuk mencari kalau-kalau kunci motor yang terjatuh dan terselip di antara batu kerikil.

"Maaf, apa Ibu kehilangan sesuatu?"

Rana mendongak. Keith berjalan cepat menyeberang halaman dengan langkah lebar menuju tempatnya bersama Archie yang melangkah di belakangnya.

"Kunci motor!" sahut Rana setengah histeris. "Sepertinya terjatuh di sebuah tempat...,"

Keith dan Archie menyebar dan menundukkan kepala mulai membantu mencari. Tak butuh lama, Archie berteriak senang karena sudah menemukan kunci motor Rana.

"Ketemu! Ada di sini! Di dekat tangga!" seru Archie dan mengangkat sebuah kunci tanpa hiasan apapun. Rana berlari menuju Archie saat sepatunya tergelincir, membuat dia terjatuh terjerembap ke atas hamparan batu kerikil, dan menimbulkan suara bruk yang keras.

"Anda tidak apa-apa?" tanya Keith yang pertama kali mencapai Rana. Rana sebenarnya ingin sekali tetap berbaring di situ, tidak mau bangun saking malunya. Tapi pada akhirnya ia tetap bangun dan mengumpulkan segenap sisa harga dirinya yang sudah berhamburan.

"Nggak apa-apa kok," sahut Rana pelan dan diam-diam mulai mengutuki dirinya sendiri. Keith mengulurkan tangannya untuk membantu Rana berdiri. Tanpa sadar, Rana meraih tangan Keith dan berdiri pelan-pelan.

"Apakah Ibu mau beristirahat dulu di dalam?" tawarnya.

"Tidak, terima kasih," suara Rana melirih karena malu dan menggelengkan kepalanya pelan. "Uhmmmm... Aku mau pulang saja."

"Biar saya hidupkan motor anda," kata Keith mengambil kunci motor dari tangan Archie.

Keith memasukkan kunci motornya ke dalam lubang kunci kontak dan menekan tombol starter. Terdengar suara mesin mendecit pelan sebelum akhirnya diakhiri oleh letupan kecil. Keith berputar dan menarik tuas untuk menyalakan motor secara manual. Dia mengayunkan tuas itu dengan kakinya sekali ke bawah, namun sekali lagi terdengar suara mendecit pelan sebelum terdengar letupan kecil. Keith kembali mencoba beberapa kali, tapi hasilnya tetap sama. Dia pun berpaling dan menemukan pelanggannya tengah menatap motornya dengan pandangan tak percaya yang bercampur dengan takut.

"Apakah motornya mogok?" tanya Archie.

"Sepertinya begitu," jawab Keith. 

Lihat selengkapnya