Seara tercenung. Mata cantiknya dengan sendu memandangi kaca berlapis air mengalir dari dalam Café Cinta di seberang Konde Publishing, penerbit khusus perempuan. Sambil memejamkan mata, Seara menyeruput chococinno terakhir dalam gelas keramik coklat berukir bunga. Penuh penghayatan ia nikmati tetesan terakhir iced chococinno sampai tandas tak bersisa. Bisa dibilang, seorang Seara addicted to chococinno. Sehari nggak ketemu chococinno, bisa terserang chococinno fever dia. Demam Chococinno.
Entah sejak kapan dirinya tergila-gila chococinno. Seara tidak tahu persis tepatnya perpaduan lezat coklat dan kopi dalam segelas minuman bernama chococinno membuatnya kecanduan. Dia tidak bisa memilih. Seara tak bisa menikmati coklat panas seperti dia menikmati chococinno panas. Dia tak bisa terbius aroma kopi murni tanpa campuran aroma coklat.
“Maaf, Mbak. Itu gelas kosongnya emang nggak bisa diminum, deh” Suara sopan waitress dengan kejam dan semena-mena mematikan khayalnya.
Sialan. Seara langsung melirik elle di pergelangan mungil miliknya. Oops kok ada karet gelang bekas bungkusan cabe ibu? Pasti akibat dia terburu-buru melesat meninggalkan rumah pagi ini.
“Hmm. Mbak pinter juga. Tau kalo gelas gak bisa diminum. Oya tolong bill nya. Udah jam 8. Time for me to go.” Ucapnya sambil tersenyum manis menghapus malu.
Sambil berlari-lari kecil Seara melangkah menuju Konde Publishing. Dia melesat langsung menuju ruangan supervisor yang membimbingnya, Mas Paijo. Ooops. Sebenarnya itu adalah julukan yang diberikan Seara kepada Mas Raka Panji Joshua. Disingkat Paijo. Perlahan, Seara mengetuk pintu yang setengah terbuka.
“Ya, masuk, Seara. Jangan ragu-ragu. Saya sudah melihatmu dari tadi. Cepatlah banyak tugas hari ini. Kita harus ngebut sampai jam 10.” Lagi-lagi Paijo nyerocos sambil melengos.
“Ya, Mas. Ada apa ya jam 10?” Seara melongo.
“Aduh Ra. Kamu kan dah seminggu kerja di sini, masa nggak hapal juga ama jadwal meeting rutin. Today is Tuesday. saatnya meeting ama marketing.” Bagai sepeda yang blong remnya, kata-kata Paijo melesat dengan kecepatan 1 kalimat per detik.