CHOICE

Niar Puji Cayati
Chapter #6

MAAF

“Jika saja memaafkan semudah itu, aku tidak harus tersiksa seperti ini."

Hervian memandang foto pernikahannya dengan Riya yang terpasang di dinding ruang tamu. Di dalam foto itu mereka bergandengan tangan, saling memandang mesra. Memperlihatkan betapa bahagianya mereka kala itu. Kini bagai dihempas gelombang semua sirna tak tersisa, meninggalkan luka yang mengangga.

PYAAAR !

Hervian mengambil foto itu dari dinding membantingnya keras. Serpihan kaca berserakan memenuhi ruang tamu, Hervian memunguti foto yang tersisa memandangnya sinis wanita ini masih sah secara hukum dan agama sebagai istrinya tapi tanpa rasa bersalah dia pergi dengan selingkuhannya. Hati Hervian menjerit pilu, kenapa hanya dia yang merasakan sakit ini, sementara wanita itu asyik berbahagia dengan selingkuhannya.

“ Ah, sialan! “ Hervian mengumpat marah terlihat sangat frustrasi.

Bayangan wanita itu terus saja menghantuinya, membuatnya tak bisa lupa akan pengkhianatannya.

“Bodoh,” ujar Hervian lagi merutuki dirinya sendiri.

Seharusnya dia mencegah kepergian wanita itu bukan hanya diam berdiri seperti orang bodoh. Menatap kepergiannya, membiarkan wanita itu dan selingkuhannya menginjak - injak dirinya.

Kraak

Hervian menyapu semua serpihan puing – puing pigura yang berserakan di lantai dengan tangannya. Darah segar mengalir keluar dari tangannya, Hervian masih diam terpaku seolah tak merasakan sakit sedikit pun, baginya luka fisik yang di alaminya masih tidak sebanding dengan rasa sakit yang melanda hatinya kini.

Tok . . .Tok . . Tok

Suara gedoran pintu dari luar membangunkan Hervian dari lamunan dan merutuki diri sendiri. Hervian beranjak membukakan pintu dengan tangan berlumuran darah.

“ Assalamualaikum,” ujar Bu Anik dan sang suami dari balik pintu.

Hari ini mereka memutuskan untuk menemui Hervian dan keluarganya.

“Wa'alaikumsalam,” ujar Hervian menyahuti.

Membuka pintu lebih lebar menyalami kedua mertuanya.

“Her, tangan kamu kenapa Nak,” ucap Bu Anik pelan terlihat sangat cemas melihat tangan Hervian yang berlumuran darah.

Lihat selengkapnya