Bali selalu punya cerita tersendiri dengan segala pesonanya, alam yang asri, hamparan pantai dengan pasir putih yang memikat. Budaya khas daerah yang terjaga rapi.
Elok dan lestari, bali akan Selalu menjadi tempat setiap orang ingin datang lagi dan lagi tanpa rasa bosan menikmati pesonanya.
Riya terbangun mengamati sekeliling merasa asing dengan tempat yang sudah menjadi rumah baru baginya kini, menengok ke kanan - kiri mencari keberadaan Dayat yang tidak terlihat di kamar.
Riya berjalan mendekati jendela merasakan semilir angin pagi yang terasa sangat sejuk diterangi cahaya mentari pagi yang hangat.
"Ke mana Dayat pagi – pagi begini?" ujar Riya cemas tidak menemukan keberadaan Dayat.
Hari pertama di tempat baru terasa sangat berbeda, Riya sama sekali tidak pernah menyangka akan mengalamiejadian seperti ini. Dulu sekali dia pernah berharap bisa berkunjung ke Bali dengan Hervian dan kini keinginan itu benar – benar terwujud hanya saja bukan dengan Hervian tapi orang lain. Semua yang terjadi beberapa hari ini seperti flashback yang berputar cepat dalam ingatannya yang akan selalu mengingatkannya pada luka lama yang tak akan mungkin sirna, luka yang telah dia torehkan pada pria itu ' Hervian ' janji setia yang pernah dia ikrarkan sirna bagai gumpalan debu yang di hempas angin meninggalkan kerikil – kerikil kecil bernama pengkhianatan dan luka yang mendalam.
Cklek
Dayat memasuki kamar kost dan mendapati Riya tengah menatap keluar jendela dengan tatapan sedih, perlahan Dayat menghampiri memeluknya dari belakang.
“Lagi mikirin apa sayang, kelihatan serius banget?” tegur Dayat.
Riya tersentak kaget menegok ke arah Dayat tersenyum canggung.
“Aku nggak mikir apa – apa kok Day, kamu dari mana?”
“Oh, itu tadi keluar sebentar melihat – lihat sekitar cari sarapan sama tanya – tanya juga masalah kerjaan di sekitar sini, dan syukur alhamdulilah dapat info dari tetangga sebelah ada kerjaan jadi sales. Setelah sarapan nanti aku coba ke sana.”
"Sales apa? Aku ikut ya Day, aku juga mau kerja,” ujar Riya memohon.