Dua bulan berlalu sejak terakhir kali Dayat membawanya mengunjungi pantai Jimbaran. Saat ini usia kandungannya sudah menginjak tujuh bulan, hari ini mereka berencana untuk kembali ke kampung halaman menggunakan Bus. Meski Dayat sempat menolak karena risiko kehamilan Riya yang saat ini sudah semakin besar.
Dayat terpaksa menyetujui setelah perdebatan panjang mereka serta bujukan dari Riya. Dayat menginginkan untuk menaiki pesawat terbang yang dia pikir jauh lebih aman dan nyaman bagi Riya tapi Riya berpikir sebaliknya karena biaya yang mereka keluarkan akan lebih mahal jika menggunakan pesawat terbang.
Kondisi ekonomi mereka sedang tidak stabil kalau pun tetap nekat menaiki pesawat bisa - bisa saat tiba di Sidoarjo mereka tidak bisa makan.
“Akhirnya selesai juga,” ujar Riya selonjoran di lantai Kamar memasukkan bajunya ke dalam beberapa tas besar beserta dengan milik Dayat, sembari menunggu kedatangan Dayat yang sedang menyerahkan surat pengunduran diri di tempat mereka bekerja.
Sekembalinya Dayat mereka akan langsung berangkat agar tidak kemalaman, Riya sendiri sudah mempersiapkan semuanya mereka hanya tinggal berangkat.
“Gimana semua sudah siap, kita berangkat sekarang?" ujar Dayat yang baru tiba mengambil alih tas besar yang sudah Riya persiapkan membawanya keluar.
“Sudah siap semua Day, oh ya kita nggak pamit dulu sama Bu Kadek?“ ucap Riya yang menyusul Dayat keluar kamar.
“Oh iya, hampir saja kelupaan. Pasti kita harus pamit sama Bu Kadek.”
Setelah merapikan tas bawaan mereka berjalan menuju rumah Bu Kadek untuk berpamitan, bagaimana pun juga Bu Kadek pernah membantu mereka dengan memberi mereka kesempatan untuk tinggal di sini meski tahu tentang status mereka yang tidak jelas. Melihat kedatangan Riya dan Dayat, Bu Kadek tampak terkejut dan buru – buru menghampiri.
“Tumben kalian ke sini ada.yang bisa ibu bantu?" ujar Bu Kadek yang heran melihat kedatangan Riya dan Dayat yang berpakaian rapi.
"Jadi begini Bu , kedatangan kami ke sini untuk berpamitan kami mau kembali ke kampung halaman. Maaf jika selama di sini kami merepotkan Bu Kadek juga saya ucapkan terima kasih yang sebesar -besarnya karena sudah mau menerima kami di sini.”
“Oh jadi seperti itu rupanya, iya sama – sama. Kalian tidak merepotkan kok saya juga minta maaf apabila ada sikap atau perbuatan saya yang menyinggung kalian selama di sini. Kalian akan menetap di kampung halaman atau kembali lagi ke sini lagi? “