CHÈRI

Seraphine Alana
Chapter #3

Chapter 3 - Pick Me

“ Rin, lo gapapa dimusuhi ama beberapa anak gara - gara gua ? Lo kan butuh banget relasi kayak gitu” ucap Flo pada Arin yang berada dihadapannya. Keduanya kini berada di cafe yang jauh dari sekolahnya untuk nongkrong. Sejak kejadian itu, keduanya tetap berteman seperti biasa. Namun, Flo khawatir kejadian itu memberatkan Arin yang sangat aktif disekolah. 

“ Santai Flo, pada ngerti kok orang - orang si Denis bajingan. Jadi, gua ngga sesulit itu. Ada si antek- anteknya cuma mereka ngga punya pengaruh besar biasalah tong kosong nyaring bunyinya. Lagipula, gua mendingan dimusuhin satu sekola daripada gua liat lo digituin. Gua bisa Flo nyari kenalan sebanyak yang gua mau. Cuma temen yang beneran temen itu susah” Flo menganggukan kepalanya mendengar jawaban Arin, dia sedikit lega karena temannya itu masih bisa sesantai ini. Artinya, kejadian itu memang tidak separah bayangan Flo. Mereka pun melanjutkan obrolan mereka ke hal lain. 

Hari berganti. Sebuah keajaiban, Flo datang sebelum Arin. Biasanya, Flo selalu datang mepet atau telat. Flo menyapa teman sekelasnya yang telah datang terlebih dahulu karena hanya sedikit. Tentunya, Flo tidak menyapa perempuan - perempuan eksis yang datang sangat pagi untuk mengoleskan wajahnya dengan make up dan mencantok rambutnya agar gaya mereka on point

Flo duduk dikursinya lalu memasang earphone, tidak ada musik yang berputar disana. Itu memang kebiasaan flo. Memiliki banyak waktu luang, Flo akhirnya membaca salah satu buku yang direkomendasikan Arin. Flo sendiri memang memiliki kecintaan terhadap buku, bukan tipe buku yang berat ia hanya suka membaca novel. 

“Eh liat deh tuh Flo, songong banget gayanya. Berani banget dia bentak Denis waktu itu. Gua si sebenernya lebih milih mihak Denis ya lebih guna gitu meski yang dia lakuin salah” suara tak beradab memasuki telinga Flo tanpa permisi.

“ Iyaaa banget, yaampun akhirnya ada yang sepemikiran, dia tuh penyendiri banget dan suram, kalau bukan karena Arin yang pengaruhnya gede banget. Gua pengen ikutan Denis. Lagian si Arin dodol juga si mau temenan ama dia” 

“ Arin mah kebaikan. Paling tuh anak deket Arin biar kena duitnya. Lo tau kan seberapa kayanya Arin” 

“ Si Saros juga pake baikin tuh anak, gua yakin sekarang tuh anak lagi ketinggian khayalannya” 

Begitulah kira - kira gosip kumpulan perempuan itu. Flo tetap memfokuskan dirinya pada bukunya. Dia tidak mau ambil pusing dengan mulut - mulut betina kurang terdidik itu. Lagipula, ia tak ingin membongkar kenyataan bahwa ia mendengar. Terkadang, melihat orang tumbuh dalam kejahatannya adalah sebuah lelucon tersendiri buat Flo. 

Flo bersiap ditempatnya begitu mendengar bahwa komplotan itu berniat menghampirinya entah untuk apa. Sampai sekarang Flo masih selalu heran, mengapa ada manusia yang selalu menganggap dirinya lebih baik dari orang lain dan merasa berhak menindas mereka. 

“Halo Flo tumben banget nih udah dateng jam segini? Btw, kita ngga pernah ngobrol ni” Sapa mereka dengan keramahan yang begitu ditekankan. Mereka mengelilingi Flo seolah menunjukkan dominasi mereka.  Salah satu dari mereka memegang pundak Flo lalu buru - buru  menarik tangannya dan menggunakan hand sanitizer seolah Flo adalah kuman yang bisa membunuh. 

Lihat selengkapnya