CHRISTABEL QUEENZA

Basmalahku
Chapter #10

Part.9




Pagi ini, seperti bisanya Abel akan berolahraga dengan Charen. karena hari Minggu adalah hari yang paling cocok untuk merilekskan tubuh setelah melewati aktivitas selama satu Minggu.

Abel dan Charen sepakat untuk olahraga di taman kota. Abel dan Charen sepakat memakai baju sport berwarna pink dan celana pendek berwarna hitam dilengkapi dengan sepatu sport berwarna putih.

Pukul 06.15 Abel sudah memanaskan mesin mobilnya.

Tring ...

Abel melihat notifikasi di handphonenya.

Seperti dugaannya, chat dari Charen.

Chat.

MyCharen

[Buru beb, gue udah nungguin ini]

[Otw]


---


Setelah membalas pesan Charen, Abel langsung menancap gas.

Beberapa menit kemudian, Abel sampai di taman kota. Charen memanggil Abel.

"Oi ... disini." Charen berlari ke arah Abel.

"Udah lama?"

"Belum kok, sekitar 15 menitan."

"Langsung aja atau gimana, nih?"

"Langsung aja, yuk. Keburu panas."

Merekapun mulai berlari mengelilingi lapangan.

Abel mulai merasakan perih di dadanya.

Sialnya, ia lupa membawa sebotol pil yang di berikan dokter Fahri.

"Ren, lo lanjut dulu ya. Gue mau nyari toilet."

"Yailah, mau gue temenin?"

"Gausah, bentar doang kok, kebelet," sahut Abel sebagai alasan.

"Yaudah, habis itu gabung lagi. Kabarin gue kalo ada apa-apa."

"Woke." Abel berlari ke pinggir lapangan sambil menekan dadanya yang semakin perih.

Sampai di toilet, Abel menatap pantulan dirinya di cermin.

Ia melihat mukanya yang pucat.

"Ayolah, masa olahraga dikit doang langsung sakit," gerutunya masih menepuk dadanya yang perih.

Ia mulai menarik nafasnya untuk menetralisir rasa perih di dadanya.

Setelah merasa sedikit tenang, Abel menghela nafasnya lega dan kembali ke lapangan mencari Charen yang masih berlari keliling lapangan.

"Ren, belum capek?"

"Baru bentar elah, lo juga belum keringatan. Bentar lagi."

Abel hanya mengangguk setuju, dia kembali bergabung dengan Charen berlari kecil.

Pukul 08.00 Abel dan Charen selesai olahraga.

Abel kembali merasakan perih di dadanya bersamaan dengan keringat yang bercucuran di pelipisnya.

"Nyari cemilan yok, Bel."

"Boleh," sambung Abel setuju.

Mereka memesan minuman dingin dan bakso goreng yang super pedas dan duduk di meja kecil yang sudah di sediakan.

Charen mengamati wajah Abel yang dibanjiri keringat.

"Astaga, Bel. Lo keringetan banget, nggak kayak biasanya, padahal lo cuman lari kecil doang." Charen memberikan tisu basah ke Abel.

Abel menerima tisunya dan mulai mengelap keringatnya. Abel hanya mengendikkan bahunya sebagai jawaban.

Mereka mulai menikmati pesanannya yang sudah datang.

Abel kembali merasakan perih di dadanya.

"Shit." Abel memejamkan matanya.

"Lo kenapa, Bel?"

"Gapapa, lanjut aja."

"Gapapa gimana, muka pucat kayak gitu!"

"Gapapa, Ren, gue nggak pucat. Nggak make liptint doang tadi," sahut Abel mengelak.

"Bener, nih?"

"Iyaa, siniin deh liptint lo."

Charen merogoh kantongnya dan memberikan liptintnya ke Abel.

Abel menerimanya dan mulai mengolesi bibirnya.

Pukul 09.00 mereka memutuskan untuk kembali ke rumah masing-masing.

"Hari ini ada niat main, ga?" tanya Charen.

"Ada sih, Hendra yang ngajak kemarin."

Lihat selengkapnya