CHRISTABEL QUEENZA

Basmalahku
Chapter #17

Part.16

"Terkadang rumah adalah alasan utama untuk semua luka yang ada."


-Christabel Queenza


---



Aidel berjalan menuju ruangannya dengan langkah gontai sambil sesekali melirik jam tangannya. Setelah mengantarkan Anson ke bandara, Aidel langsung pergi ke kantor karena jam 9.00 ada meeting dengan klien penting.

"Selamat pagi, pak Aidel." Beberapa rekan kerja yang sudah sampai menyapa Aidel. Aidel hanya mengangguk dan tersenyum.

Setelah sampai di ruangan pribadinya, Aidel mendudukkan dirinya di kursi kebesarannya.

Sampai saat ini, Abel masih belum bisa di hubungi membuat pikiran Aidel tidak tenang sama sekali. Aidel tampak berfikir sambil sesekali menghela nafasnya panjang.

Suara dering ponsel mengalihkan perhatian Aidel. Laki-laki itu langsung mengambil ponsel dari saku jasnya. Ia melihat nama pemanggil dan langsung menekan ikon hijau ke atas.

"Halo, Del."

"Kenapa? Bukannya seharusnya udah berangkat?"

"Harusnya gitu, tapi pihak bandara nggak ngizinin gue melakukan penerbangan karena gue lagi demam."

"Kalau demam kenapa enggak bilang dari tadi? Yaudah lo pulang aja kalau gitu."

"Gue di izinin libur?"

"Enak aja. Ke kantor sekarang sebelum meeting di mulai. Waktu lo 1 jam." Aidel langsung memutuskan panggilan sepihak sebelum mendengar ocehan Anson dari seberang sana.

Aidel kembali mencoba menghubungi Abel, tapi hasilnya tetap sama. Panggilannya terhubung tetapi tidak di angkat. Aidel memijat dahinya frustasi.

"Kamu nggak papa kan, Dek, angkat dulu."

"Gue hubungi ayah aja kali, ya." Aidel mencari kontak ayahnya dan langsung menelponnya.

Tetapi hasilnya tetap sama. Ayahnya juga tidak bisa di hubungi. Aidel melempar asal ponselnya kemudian beralih menatap jendela ruangannya dengan pikiran yang berkecamuk.


------


Charen tampak menikmati sarapan yang di belikan Haikal untuknya. Sedangkan Abel masih setia dengan tidur nyenyak nya.

Hingga akhirnya suara decitan pintu mengalihkan perhatian Charen.

Seorang perawat datang dengan membawa nampan berisi sarapan.

"Maaf mbak, saya mau mengantarkan sarapan untuk pasien."

"Oh iya, silahkan," ujar Charen mempersilahkan. Perawat tersebut meletakkan nampan tersebut di atas nakas dan langsung pamit kembali keluar dari ruangan tersebut.

Abel membuka matanya perlahan dan melihat sekeliling.

Aawh ...

Abel meringis menahan perih di telapak tangannya yang masih di perban. Charen langsung menghampiri Abel dan membantu Abel mengubah posisinya menjadi bersandar di ujung ranjang.

"Lagian, tangan masih sakit langsung di buat jadi tumpuan."

"Gue lupa."

"Hadehh ... yaudah lo sarapan dulu." Charen beranjak menarik meja yang di khususkan untuk tempat makan pasien kemudian menata makanan yang di siapkan perawat tadi.

"Ini ada bubur ayam sama sup." Charen mulai mencampur sup dan bubur dengan mengaduknya. Kemudian beralih menyuap Abel.

Abel tampak mengamati sekeliling ruangan dan beralih menatap Charen.

"Lo udah sarapan?"

"Udah."

"Haikal dimana, Ren?"

"Sekolah."

"Lo kenapa nggak sekolah?"

"Ish, suka-suka gue lah, ngatur."

"Ntar bunda marah."

"Gue udah izin."

"Ohh, habis ini lo pulang aja, Ren. Gue ga papa."

Lihat selengkapnya