"Aku bahkan tidak bisa menggambarkan apa yang aku rasakan saat ini, yang bisa aku katakan adalah, ini sangat menyakitkan."
-Christabel Queenza.
"PERGI KALIAN, KELUAR!!" jerit Abel membuat keduanya terkejut. Rani menarik tangan Zaki keluar dari kamar Abel. Tidak lupa, Zaki juga mengunci kamar Abel dari luar dan membawa kuncinya.
Setelah kepergian Zaki dan Rani dari kamarnya, Abel duduk merosot di bawah meja riasnya. Memandangi alat make up nya yang sudah berserakan dimana-mana. Abel mengacak rambutnya frustasi.
"AAAKHH!!" jeritnya kemudian beralih melemparkan semua barang yang masih bisa di jangkau. Hingga akhirnya pandangannya berhenti pada kaca berukuran besar yang di gantung di samping lemari pakaiannya.
Abel beranjak melihat kaca tersebut, memandangi wajahnya cukup lama sebelum akhirnya sudut bibirnya sedikit terangkat.
"Poor girl," ucapnya ketika melihat pantulan dirinya di cermin tersebut, kemudian dengan sisa tenaga yang masih dia miliki, Abel mengangkat kaca tersebut dan melemparkannya ke sudut ruangan.
Crranggg ...
Kaca besar itu kini telah hancur lebur dan kepingannya bertebaran dimana-mana. Kamar Abel kini persis seperti kapal pecah, semua barang berserakan dimana-mana.
Abel kembali beralih ke meja belajarnya dan melihat foto bundanya yang tengah tertawa bahagia bersama.
Abel mengambil foto tersebut dan langsung memeluknya. Abel kembali terisak hebat, kenangan bersama bundanya kembali terngiang di kepalanya membuat dadanya kembali merasakan sesak. Abel mencari obat tidur yang sempat ia beli beberapa hari yang lalu. Dia butuh ketenangan sekarang.
"Besok Minggu, Bun. Abel boleh tidur sepuasnya. Bunda temenin Abel tidur ya, Abel kesepian bunda," ujarnya sambil tersenyum menatap foto bundanya.
Setelah menelan obatnya tersebut, Abel mematikan semua lampu hingga ruangan tersebut berubah menjadi gelap gulita. Abel langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur queen size miliknya, tidak lupa membawa foto bundanya kedalam dekapannya.
"Good night, Bunda."
Hingga akhirnya Abel benar-benar terlelap karena pengaruh obat tersebut.
---
Eunghhh ...
Abel terusik dari tidurnya, Abel membuka matanya perlahan, dan menatap sekeliling.
"Masih gelap," ujarnya kemudian kembali mencari posisi nyaman untuk melanjutkan tidurnya. Baru saja akan kembali terlelap, suara teriakan yang menggelegar memenuhi ruangan tersebut membuat Abel terlonjak dan langsung merubah posisinya menjadi duduk.
"KAMU TIDUR ATAU MATI, LIHAT INI SUDAH JAM 3!!" teriak Zaki menatap Abel tajam.
Abel berusaha mengembalikan kesadarannya sepenuhnya dan melihat sekeliling yang masih gelap gulita.
Tap
Zaki menghidupkan lampu dan ruangan tersebut seketika terang. Abel reflek menutup matanya karena sinar lampu yang menyilaukan matanya.
"Lihat kelakuan kamu, Abel. Anak gadis bangun jam segini, kamar kayak kapal pecah, badan nggak terurus, malu saya punya anak pemalas seperti kamu!!" hardik Zaki.
"Lihat Gita, bangun pagi, olahraga, kamar rapi, berbanding terbalik sama kamu!!" lanjut Zaki menunjuk wajah Abel.