Hans memarkirkan motor sportnya di area parkiran sebuah cafe dan langsung menemui teman-temannya.
"Gimana-gimana?" tanya Gilbert yang terlihat tidak sabar menunggu jawaban Hans. Iya, karena setelah sampai di cafe tersebut, Gilbert dan yang lainnya langsung menanyakan perihal Gita yang di maksud oleh Haikal.
Hans langsung mengeluarkan ponselnya dan mulai memutar rekaman yang ia dapatkan. Semuanya tampak serius mendengarkan rekaman tersebut.
"Wah parah ni cewek, nggak bisa di biarin nih," gerutu Hengky mulai buka suara.
"Gila bener. Senekad itu, anjir," ucap Gilbert menimpali.
Sementara Haikal tampak memikirkan sesuatu, "Pokoknya kita harus gagalkan rencana Gita. Kalian mau kan bantuin gue?"
"Santai, Man. Masalah lo masalah kita juga," jawab Hans sambil menepuk pundak Haikal.
"Bener tuh," balas yang lainnya.
"Gue kasih tau pacarnya dulu ga sih?" Haikal tentu memerlukan pendapat temannya yang lain. karena ia tidak mau gegabah dalam hal seperti ini.
"Kasih tau, aja," jawab Hans.
Haikal setuju dan langsung mengetikkan beberapa pesan kepada Hendra.
"Baiknya kita pantau dulu si Abel nya, kan untuk sekarang kita nggak tau apa rencana orang suruhan Gita. Siapa tau mereka akan memulai rencananya malam ini," tebak Hengky.
Haikal mengangguk dan kembali membuka ponselnya untuk mengetikkan beberapa pesan kepada Abel.
------
"Movie time!" pekik Charen kegirangan. Abel yang tengah antri untuk membeli tiket ikut terkekeh melihat kelakuan Charen.
"Bel, kayak biasa, yah," pesan Charen.
"Aman aman," kata Abel antusias. Iya, mereka biasanya akan membeli 4 tiket dengan alasan supaya kursi yang ada di kanan dan kirinya tidak ada yang mengisi. Dengan begitu mereka bisa leluasa untuk bergerak tanpa ada yang merasa terganggu. Anggap aja self reward katanya.
Setelah mendapatkan tiket dan memesan beberapa cemilan, Abel dan Charen langsung masuk untuk mencari tempat duduknya.
Tidak lupa Charen mengambil beberapa jepretan untuk bahan story nya. Charen memang lebih aktif kalau urusan sosial media daripada Abel.
Beberapa menit kemudian, film yang di tunggu-tunggu akhirnya di mulai. Charen dan Abel langsung fokus ke layar sambil menikmati cemilan yang sudah di antarkan oleh pegawai bioskop tersebut.
Mereka terlihat sangat menikmati filmnya dan sesekali gelak tawa memenuhi ruangan tersebut ketika adegan lucu sedang tampil di layar lebar tersebut.
Setelah film selesai, Abel dan Charen langsung beranjak pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Bel, kita makan malam di cafe lo aja, ya."
"Okay."
Charen mulai melajukan mobilnya menuju cafe Abel. Di dalam mobil, Abel menyetel musik favorit mereka yang membuat keduanya ikut bernyanyi.
Lagu dari Betrand dan Anneth Delicia yang berjudul sahabat tak akan pergi adalah lagu favorit Charen dan Abel.
Abel bernyanyi menggunakan sisir yang dia dapat dari kursi belakang mobil Charen dan memakainya sebagai mikrofon.
Tanpa sadar mobil Charen telah sampai di area parkiran pribadi di cafe Abel. Keduanya langsung turun dan memasuki cafe dari pintu utama supaya bisa langsung memesan beberapa menu untuk makan malam mereka.
"Ren, lagi rame banget nih, gue bantu mereka bentar gapapa, kan?" tanya Abel mulai menghampiri meja kasir.
"Gapapa dong, kalau gitu gue juga mau ikutan bantuin."
"Emang boleh?"
"Ya elah, lo lupa gue siapa?" Charen berkata dengan sombong membuat abel memutar bola matanya malas.
"Ini ke meja yang mana?" tanya Charen kepada Dimas yang bertugas membuat pesanan pengunjung.
"Hot cappuccino ke meja nomor 12, Mba. Itu yang di pojok," jelas Dimas membuat Charen mengangguk dan mulai membawa sebuah nampan berisi 3 gelas hot cappuccino.
"Kalau ini?" Abel kembali bertanya sambil menunjuk beberapa nasi goreng spesial yang sudah siap.
"Itu, Bel. Di meja depan kasir. Tapi bukannya lo lagi butuh waktu istirahat?" Julia bertanya dengan hati-hati.
"Gapapa, kok." Abel tersenyum dan mengantarkan nasi goreng tersebut.
Pesanan terakhir, Charen mengantarkan beberapa cemilan ke meja yang ada di luar.
"Enjoy, ya," kata Charen setelah meletakkan semua cemilannya.