Juni 1999
Tirai di panggung terbuka. Seorang wanita cantik dengan gaun terusan berwarna hitam berdiri anggun, dengan mikrofon di tangannya. Seketika itu juga dengung di antara para penonton lenyap.
“Hadirin sekalian, pada hari ini kita akan menyaksikan pertunjukan musik klasik oleh murid-murid terbaik tingkat junior dari Forte Music School. Mereka adalah murid-murid terpilih yang patut dibanggakan. Mereka akan membawakan solo piano Fur Elise karya Beethoven, kemudian dilanjutkan The Four Seasons karya Vivaldi, dan terakhir Fantasie Impromtu karya Chopin. Selamat menyaksikan.”
***
“Christin! Habis ini giliranmu,” ujar Ibu Wina.
Tertatih-tatih, Christin melangkah ke arah guru piano yang sedang dikelilingi murid-muridnya itu. Saat melewatiku, sosok mungil itu memamerkan giginya membentuk senyuman lebar, membuat bibirku turut tersenyum.
“Christin, berjuang, ya!”
“Kamu pasti bisa!”
“Tuh, lihat, papa-mama kamu juga nonton!”
“Iya, benar! Kami juga bakal nonton kamu dari balik panggung, lho!”