Christin
Gadis yang sempurna.
Orang-orang bilang aku punya segalanya. Keluarga yang amat berkecukupan dan harmonis, teman-teman dan sahabat yang amat memperhatikanku. Aku juga sudah bisa mencari uang sendiri dengan memulai karierku sebagai artis sejak kelas 1 SMP dulu.
Kehidupanku juga terlihat mulus-mulus saja. Mereka mengenal aku sebagai sosok yang selalu ceria dan bersemangat, serta sangat enerjik. Mereka juga menganggapku anak yang pintar, walau menurutku masih banyak yang lebih pintar dari aku. Penampilanku yang manis juga menarik perhatian banyak orang.
Namun pada kenyataannya, aku tak sebahagia yang mereka pikirkan. Teman-temanku mungkin banyak, aku juga tak kekurangan perhatian dari keluarga maupun fans-fans yang semuanya sangat kucintai, namun dalam hati aku merasa kesepian. Sangat kesepian.
Apa yang kubutuhkan sebenarnya, akupun tak tahu. Namun, mungkin aku membutuhkan cinta.
Maka, ketika aku merasa aku sudah menemukan cinta, aku tak akan mau melepaskannya.
Kelas 2 SMP. Itulah kali pertama aku merasakan cinta. Cinta pada salah seorang fansku yang bisa dibilang setia padaku dan selalu menghadiri konserku di deretan terdepan, dan rutin mengikuti jumpa fans. Tapi sayang, cintaku saat itu tak terbalas. Cintaku sia-sia belaka. Fans tetaplah fans, tidak bisa dijadikan pendampingku. Perasaannya padaku berbeda dengan perasaanku padanya.
Setelah aku ditolak waktu itu, rasanya hidupku terasa hampa. Aku mencoba mencari pelampiasan. Banyak yang tertarik padaku tapi aku sendiri sebenarnya tak tertarik pada mereka. Hanya saja, demi pelampiasan itu, aku menerima hampir semua pengakuan cinta yang diberikan padaku. Waktu itu, punya beberapa pacar sekaligus adalah hal yang biasa. Setelah merasa bosan dengan mereka, aku tinggalkan mereka. Mungkin ini kejam buat mereka, tapi buatku, ini hanyalah cara untuk melampiaskan rasa kesepianku.
Kesibukanku makin bertambah. Teman-temanku kebanyakan datang dari kalangan artis seiring dengan makin terkenalnya diriku. Tak jarang sesama artis yang tertarik padaku, lalu aku lakukan hal yang sama pada mereka. Pacaran dengan mereka lalu setelah bosan kutinggalkan mereka. Namun sebelum dicap buruk oleh banyak orang, aku dilarang oleh manajer sekaligus kakakku, Donny, untuk melakukan hal itu lagi. Mulanya aku protes, tapi akhirnya aku menurut juga setelah diancam olehnya. Lagipula aku juga sudah bosan terus-menerus menyakiti perasaan banyak orang. Maka aku memutuskan untuk mencari cinta yang sesungguhnya.
Cinta itu aku dapat di pribadi Chris. Semuanya. Pertama-tama yang menarik perhatianku adalah kepribadiannya yang dewasa. Aku sangat menyukai cowok dewasa seperti dia. Benar-benar tipeku. Lalu perhatiannya padaku. Banyak yang perhatian seperti itu padaku, namun untuk alasan yang aku belum mengerti, dia seperti magnet yang menarikku. Padahal dia bukan cowok populer, wajahnya juga biasa saja. Sejujurnya, banyak yang penampilannya lebih menarik dari dia.