April 2010
ch_aurelia is now online.
yves.michaelo is now online.
ch_aurelia: Yves sayang, apa kabar?
ch_aurelia: Tumben lama ga online :'(
yves.michaelo: Baik-baik aja, Chris. Kamu gimana? Maaf ya aku lama ga online.
ch_aurelia: Oh, baguslah. Sekarang sibukkah?
yves.michaelo: Iya, nih, lagi agak sibuk. Sorry.
ch_aurelia: Iya, iya, aku maafin. Oh iya, kado darimu udah dikasih dari Jesse, loh! Kalung inisial namaku, kan? Aku suka banget!
ch_aurelia: Makasih ya, Sayang! :*
yves.michaelo: Sama-sama. Bagus, deh, kalau kamu suka.
ch_aurelia: Ada fotoku yang pakai kalung darimu! Cek e-mailmu, ya!
yves.michaelo: Sip! Nanti aku cek.
yves.michaelo: BTW, aku tidur dulu, ya. Makasih buat fotonya.
ch_aurelia: Lah, baru online udah tidur? Cepet banget T_T
yves.michaelo: Besok aku kuliah hari pertama soalnya. Doain, ya, semoga aku bisa kerasan kuliah di sana.
ch_aurelia: Ga terasa, ya, udah setahun aja. Iya, iya, aku doain. Doain juga, ya, Ves, semoga aku keterima tes masuk universitas! OK OK?
yves.michaelo: Selalu aku doain.
ch_aurelia: Dadah! Met tidur, ya, Sayang! Semoga beneran mimpiin aku, hehe ... Aku selalu kangen sama kamu.
yves.michaelo: Iya, aku juga kangen sama kamu, kok.
yves.michaelo: Aku udah cek e-mailku, kamu tambah cantik aja.
ch_aurelia: Makasih ^^
yves.michaelo: Ah, udah jam segini! Aku beneran harus tidur. Aku usahain begadang lagi pas minggu depan, ya!
ch_aurelia: Yah... T.T
ch_aurelia: OK, deh... Bye-bye...
yves.michaelo is already logged out.
***
Sudah 1 tahun lebih berlalu sejak aku meninggalkan Indonesia dan pergi ke Jerman ini. Minggu lalu aku baru saja menyelesaikan prep persiapan untuk belajar di universitasku. Meski program yang kuikuti untuk mahasiswa internasional, namun tetap saja, 10% dari pelajaran dan keseharianku memakai bahasa Jerman, jadi mau tidak mau aku harus belajar juga. Belajar bahasa Jerman secara umum, dan menyelesaikan pelajaran-pelajaran yang belum kudapatkan di Indonesia secara intensif, dalam Bahasa Inggris, supaya bisa masuk kuliah. Beberapa jam lagi, aku akan menghadapi hari pertamaku di universitas.
Aku menatap buku-buku kuliahku yang tebalnya bukan main itu. Untung saja sebagian besar masih memakai Bahasa Inggris, bukan Bahasa Jerman. Yah, sekarang sudah hampir jam 3 pagi. Mataku terasa semakin berat. Ada baiknya aku tidur sekarang. Aku menatap foto Christin yang memakai kalung pemberianku, sebelum mematikan komputer dan beranjak ke tempat tidur.
***
Kuakui memang aku sangat kangen pada Christin, selain pada orangtua dan teman-temanku tentunya. Hari-hari pertama rasanya berat sekali berada di sini. Apalagi dengan adanya prep dari jam 9 pagi sampai 5 sore setiap harinya, untuk belajar Jerman secara intensif dan pelajaran-pelajaran yang belum aku dapatkan di SMA, dan sorenya aku bekerja sambilan untuk membiayai hidupku sehari-hari di sini dengan menjadi pianis di kafe kecil-kecilan dari sore hingga menjelang tengah malam, yang sayangnya baru saja tutup permanen seminggu yang lalu. Untunglah, sejauh ini aku bisa mengatasinya dengan baik. Hal ini sedikit demi sedikit dapat melupakan sejenak rasa kangenku pada hal-hal yang aku tinggalkan. Tapi saat sedang menjelang tidur seperti ini aku tetap saja jadi teringat pada Christin.
Kapan, ya, kami bisa bertemu lagi?
***
Universitas yang megah sekali!
Walau sudah beberapa kali melangkahkan kaki ke universitas ini, tetap saja aku terkagum-kagum. Gedung yang sangat luas dengan arsitektur klasik dengan langit-langit tinggi menjulang, layaknya gedung-gedung tua, namun memancarkan kemewahan tersendiri. Universitas ini sangat besar, lebih besar dari dugaanku saat melihat gambarnya di Internet, Untuk yang berhubungan dengan musik saja, selain jurusan Piano yang kumasuki, ada jurusan untuk Early Music, Modern Music, Conducting, Musical, dan sebagainya. Belum lagi jurusan kesenian lainnya yang tak kalah beragam. Mahasiswanya pun banyak, tak hanya dari ras Kaukasian saja, tapi tak kalah banyak juga orang Asia seperti aku, meski sebagian besar Asia yang kulihat tampak seperti orang dari Asia Timur.
Aku melangkahkan kaki menuju lantai dua di gedung sebelah timur, dimana gedung ini memang untuk program kelas internasional. Kelasku hari ini ada di paling ujung, dan akan dimulai sepuluh menit lagi. Langkah kakiku semakin cepat seiring berjalannya waktu, menyusul beberapa mahasiswa dari berbagai negara yang berjalan santai sambil mengobrol.
Baru saja tanganku akan menarik pintu ruangan, sebelum aku sempat menyentuh gagang pintu, seseorang sudah keburu memegangnya. Seorang cewek berperawakan mungil yang postur tubuhnya mengingatkanku pada Christin kalau aku sekilas melihatnya. Tentu saja, hanya ilusiku semata. Meski sama-sama mungil, gadis di depanku ini memiliki rambut kemerahan dengan bola mata hazel dan hidung mancung.
Tanpa permisi lagi dia langsung mendorong pintu dan masuk. Aku mengikutinya dan memilih tempat duduk di sisi depan kiri dekat whiteboard, jauh dari gadis itu yang memilih pojok kanan belakang. Kelas riuh rendah, hanya beberapa bangku yang masih tidak diduduki siapapun. Kursi-kursi di sini disusun seperti huruf U, merapat di tiga sisi dinding kelas, dan di tengah-tengah kelas sebuah grand piano warna putih berdiri dengan elegan. Satu kelas hanya sekitar paling banyak 20 orang.
Seseorang di sampingku mengulurkan tangannya padaku. Dari wajahnya, sepertinya dia orang Asia Timur, dengan ekspresi yang terlihat ramah dan kontras dengan badannya yang lumayan berotot.