Chrono Prisoner

Penulis N
Chapter #18

18

Langit kota berubah warna. Bukan hanya karena malam telah datang, tapi karena langit itu sendiri sedang retak. Retakan seperti saraf menyala merah dan biru, mencabik cakrawala. Udara bergetar. Waktu tidak lagi lurus.

Riven dan Eira berdiri di atas atap Menara Sektor 7. Di bawah mereka, kota seperti rekaman yang terus diputar dan dipercepat-mobil melesat mundur, manusia muncul dan lenyap seketika, bahkan bayangan pun terlambat mengikuti tubuh.

"Gerbang Split Horizon sudah aktif," ujar Eira dengan nada berat. "Echo sudah mulai mengacaukan pusat realitas."

"Berapa banyak jalur waktu yang sudah bercampur?" tanya Riven.

Eira menyentuh alat temporalnya. Layar hologram muncul, menunjukkan peta dunia dengan puluhan garis waktu yang bersilangan seperti jaring laba-laba yang terbakar.

"Minimal 19 garis waktu utama. Dan lebih dari 300 serpihan kemungkinan. Beberapa sudah mulai bertabrakan. Aku bahkan mendeteksi dua versi dirimu sedang bertarung di Tokyo."

Riven mengepalkan tangan. "Kalau dia memanggil versi kita dari setiap kemungkinan buruk, kita tidak hanya melawan Echo... kita melawan segala kemungkinan kegagalan diri kita."

Eira memalingkan wajah. "Kau tidak bisa melawan semuanya sendirian."

"Aku tidak sendiri," ucap Riven.

Dari bayangan, muncul dua siluet.

Salah satunya pria dengan jaket kulit dan luka besar di wajah-versi Riven yang selamat dari masa depan post-apokaliptik. Satunya lagi seorang perempuan dengan wajah penuh ketegasan, mengenakan seragam Warden yang sudah tercabik.

"Aku Riven-42," kata yang pertama. "Aku pernah membakar seluruh kota untuk menyelamatkan adikku. Aku tahu seperti apa rasanya memilih yang salah."

"Dan aku Eira-7," kata yang kedua. "Aku pengkhianat di garis waktuku. Tapi kali ini... aku ingin memilih yang benar."

Riven mengangguk. "Kalau Echo membuka Split Horizon, kita akan tutup satu per satu."

"Bagaimana?" tanya Eira.

"Kita bentuk tim dari versi terbaik kita," jawab Riven. "Kita lawan versi kita yang terburuk. Bukan untuk menghapus mereka... tapi untuk menyeimbangkan semuanya."

Eira-7 tersenyum tipis. "Multiversum akan jadi medan perang."

"Bukan medan perang," kata Denton. "Tapi medan penebusan."

Dan di atas Menara Sektor 7, empat bayangan bersatu menatap langit yang terkoyak.

Perang antar diri telah dimulai.

Langit tetap terbelah, membiaskan cahaya seperti prisma retak. Di titik-titik anomali temporal, puluhan portal bermunculan-berpendar ungu, merah, dan biru, seakan semesta sedang bersin dan memuntahkan fragmen dirinya.

Di bawah cahaya kacau itu, markas sementara Denton berdiri. Bukan di dunia asal mereka, bukan pula di tempat yang dikenal siapa pun. Ini adalah Zona Netral, ruang sisa antara kemungkinan, di mana waktu diam dan realitas belum memilih arah.

Riven, Eira, dan dua alter mereka berdiri di tengah kubah pelindung, menyaksikan kedatangan mereka yang dipanggil: versi alternatif dari mereka sendiri.

Ada Riven-19, yang kehilangan seluruh kotanya dan bersumpah takkan lagi mempercayai siapa pun. Riven-03, seorang ilmuwan yang gagal menghentikan waktu dan hidup dalam perulangan. Riven-88, prajurit brutal dari dunia militeristik yang hanya tahu cara bertahan hidup.

Dan tak hanya Riven.

Eira-24, pemburu kronal yang memburu dirinya sendiri di 10 dunia berbeda. Eira-13, seorang pemimpin pemberontakan temporal yang mengorbankan segalanya. Bahkan ada Eira-00, yang sudah lama mati-namun hadir sebagai entitas energi temporal.

"Berapa banyak yang menjawab panggilan?" tanya Riven kepada Riven-42.

Lihat selengkapnya