Chrysanthemum

DYAH UTARI, S.Pd.
Chapter #25

Aku Pergi

“Ketika kita bersama, seharusnya aku melindungimu. Bukan menyakitimu. Dan karena kesalahanku, kau berhak untuk marah. Karena kebengalanku, paman berhak mengusirku. Aku pergi bukan untuk menghindar. Aku pergi bukan karena berhenti mencintaimu. Aku pergi karena bertanggung jawab atas kesalahanku. Dan aku pasti kembali, dengan perasaan yang sama.” (RAFFA)

Tanpa butuh waktu lama, Raffa selesai mengemasi barang-barang. Dia ingat dengan jelas ketika berada di ruang kepala sekolah. Pamannya geram dan memaki habis-habisan. Kata-kata kasar dan menyakitkan itu tidak akan membuatnya sakit hati. Barangkali dia pantas menerimanya. Akan tetapi, sangat tidak tahan ketika mamanya sesenggukan dan sesekali menghapus air mata dengan sapu tangan. Ketika itu, mamanya tampak paling terluka.

Wanita dengan pancaran teduh itu mungkin tidak akan mengantar di depan pintu utama dan melambai seperti biasanya saat dia hendak ke kota untuk liburan. Pasti sedang bersembunyi di suatu ruangan sepi untuk meluapkan kesedihan. Aku pergi, Ma. Jangan bersedih. Hati Raffa berat meninggalkan tempat itu, meninggalkan orang-orang yang teramat berarti.

Dia memasuki mobil yang sudah terparkir di depan gedung sekolah. Setir mobil sangat menanti untuk dimainkan. Sayangnya, dia masih enggan menghidupkan mesin. Dengan menunduk dalam dia masih ingat sebuah ucapan sadis yang membuat gadis itu berlari dengan membawa luka. Sampai akhirnya, harus berakhir seperti ini. Tanpa sadar, air mata Raffa terus mengalir.

Dan tersisa suara paman yang seakan-akan masih melengking di telinga. Sangat memojokkan.

Lihat selengkapnya