Velinda membuka kedua matanya perlahan, pengelihatannya yang samar kini mulai kembali, kepalanya masih agak pening. Ia berusaha dengan sekuat tenaga mengingat kejadian yang baru saja menimpa dirinya. Perasaannya tadi ia hanya berjalan untuk menghampiri Rosalie setelah itu semuanya menjadi buram.
Gadis itu memaksakan diri untuk segera bangun. Di sebelah ranjangnya nampak sesosok laki-laki mengenakan seragam sekolah yang sama dengannya dengan warna dasi yang sama. Itu berarti bahwa lelaki itu berada di tingkat yang sama dengannya. Ia memperhatikan laki-laki itu lamat-lamat, sepertinya laki-laki itu sedang tertidur pulas di atas sofa. Wajah oriental yang kental dipadu dengan style rambut yang kekinian, hampir membuat Velinda tidak berkedip seakan gadis itu sedang terhipnotis dalam pesona wajah tampannya.
“Wajahnya benar-benar familiar,” gumam Velinda dalam hati. Sepertimya mereka pernah bertemu di suatu tempat. Alis Velinda berkerut. Tapi sebentar-sebentar... kok mukanya agak mirip Cakra ya?
Seakan sadar sedang diperhatikan, lelaki itu membuka matanya perlahan, mengosok kedua matanya, hingga pandangan mereka saling bertemu. Tercipta keheningan selama beberapa saat. Velinda menatap laki-laki itu dengan wajah penuh tanya dengan harapan diberikan penjelasan tentang apa yang sebenarnya telah terjadi padanya.
"Ohh... itu... jadi saya tadi gak sengaja melempar bola basket terus kena kepalamu,” ujar laki-laki itu menjelaskan.
"Terus tiba-tiba kamu pingsan di tengah lapangan..."
"Maaf banget ya saya gak sengaja," tuturnya sambil menunduk kecil. Ekspresi wajah laki-laki itu sama sekali tidak menunjukan perubahan. Datar, entah karena ia merasa tidak bersalah atau memang wajahnya selalu seperti itu.
Velinda mengangguk-angguk pelan. “Iya gapapa kok... Lagian kamu juga gak sengaja,” jawab gadis itu gelagapan. Semakin dilihat memang benar dia semakin mirip Cakra, anggota band kesukaannya.
Lelaki itu hanya menatap gadis itu dengan pandangan kosong. Tidak ada respon atau ekspresi apapun yang ditunjukkan. Suasana kembali menjadi hening.
"Kalau gak ada yang mau diomongin lagi saya duluan," ucap laki-laki itu seraya bangkit dari sofa. Badannya yang menjulang tinggi mencuri perhatian Velinda untuk yang kesekian kalinya.
Gadis itu menghela napas panjang, entah sejak kapan ia selalu mengalami kesialan macam ini. Waktu pertama kali menginjakan kaki di sekolah itu, kakinya terperosok ke dalam got. Kemudian, pada saat masa orientasi, bajunya tersiram teh pada saat seniornya bertengkar. Sekarang ia harus pingsan di hadapan banyak orang hanya karena terkena bola basket.
Mungkin kalau ada predikat orang paling sial di sekolah, gue udah jadi juara satunya.
***
Velinda melangkahkan kakinya ke ujung lantai dua, tepat dimana papan bertuliskan XII IPS 2 terpampang di depan ruang kelas. Sesuai ekspetasinya begitu ia menginjakkan kakinya di kelas, suasana kelas menjadi riuh.
"Kamu gak apa apa, Vel?"
"Dengar-dengar ... kamu jatuh dilapangan gara-gara cowok ganteng itu ya?"
"Gimana rasanya digendong sama cowok ganteng? Aku sih iri banget."
Seluruh pandangan mengarah kepadanya seakan ia sedang melakukan jumpa pers, apa lagi teman-temannya yang cewek. Rupanya gosip masuknya anak baru udah menyebar ke seluruh kalangan. Velinda hanya bisa menggeleng cepat
"Gapapa kok. Cuman gak sengaja kena bola basket gak usah dilebih-lebihkan guys," jawabnya singkat, ingin menyudahi semua pertanyaan yang dilempar ke arahnya.
Rosalie yang sedang berada di barisan paling belakang tersentak melihat kehadiran temannya itu. Raut wajahnya berubah menjadi lega. Rupanya rekan baiknya satu itu tidak mengalami hal yang parah, hilang ingatan misalnya.
"Velinnnn," ujarnya menghampiri gadis itu seraya mendekapnya erat-erat.
"Kamu gak apa-apa kan? Ada yang sakit? Cowok itu gak ngapa-ngapain kamu kan?" rentetan pertanyaan muncul dari mulut gadis itu.
"Aku gapapa kok... Tadi sebenernya apa sih yang terjadi?”
"Cowok tadi gak sengaja ngelempar bola basket kena kepalamu. Terus dia gendong kamu sampai ke UKS soalnya kamu pingsan. Aku cuma nemenin kamu sampai UKS terus disuruh balik sama Ibu UKSnya...” terang gadis itu menjelaskan.
"Kayanya dia murid pindahan deh soalnya gue gak pernah liat. Tapi serius aku familiar banget sama mukanya... Kaya pernah liat di suatu tempat gitu,” ujar Rosalie menopangkan dagu di tangan kanannya.
”Ohh.. siapa itu namanya.. vokalis cowok yang kamu suka banget itu!” tambahnya antusias.