Cindervelin

Evelyn
Chapter #10

#9 Dilema

Gadis itu mengintip dari sela-sela bingkai jendela putih yang dibatasi oleh tirai tipis bermotif floral yang terhembus tertiup angin, ia mengembangkan senyumnya ketika melihat sosok tak asing memencet bel di pagar rumahnya.

”Jaya! Lama gak ketemu kok makin kurus aja kamu,” ucap Ibu Velinda mengomentari badan adiknya itu yang terlihat kering kerontang.

“Haha. Iya akhir-akhir ini lagi diet. Asam urat naik lagi,” balas pria itu sambil mengusap kepalanya pelan. Bibirnya nampak sedikit pucat, mungkin ia sedikit kelelahan sehabis melakukan perjalanan yang cukup panjang.

”Emang... Kalau badan udah mulai tua gini. Kebanyakan makan udang dikit langsung kumat,” timpal Tante Lina menyengol suami yang ada disebelahnya.

”Ayo... ayo masuk dulu, masa datang ke sini cuma bengong di depan pager sih,” tutur wanita itu mendorong pagar stainless berwarna putih yang membatasi mereka.

”Kakak kuat gak?” tanya pria itu memperhatikan kakaknya yang sedikit kesusahan.

“Kuat kok kuat! Udah masuk dulu aja. Velin sama Arvin pasti seneng banget!”

Velinda buru-buru melangkahkan kakinya, menuruni tangga dengan penuh semangat karena ia tahu pasti banyak oleh-oleh yang sedang menantinya.

”Pelan-pelan, kalo kamu gak mau jatuh sih,” kata Arvin sinis.

”Yee! Kakak kok udah turun duluan sih? Pasti ngebet dapet oleh-oleh ya!”

”Lah kamu sendiri gak ngaca? Lari-lari kaya orang kesetanan gitu.”

Pria itu masuk ke dalam ruang tamu bersama istrinya, Lina. Masih sama dengan yang dulu, selalu menyunggingkan senyum ketika melihat kedua keponakannya yang sangat antusias menyambut kedatangannya.

”Halo! Velin, Arvin apa kabar kalian?” tanyanya dengan sorot mata sehangat matahari.

Of course, we are doing great uncle!” balas Velinda berapi-api.

Glad to hear that!”

“Kalian tumbuh besar cepet banget! Tahun lalu pas ketemu rasanya masih segini,” kata Tante Lina sambil memperagakan seberapa kecil perawakan mereka dulu.

“Cuma aku doang yang tumbuh ke atas tante kalau Velinda mah enggak.”

Velinda menyepak kaki kakaknya itu dan membuat mimik wajah yang seolah berkata “Jangan sok tau kamu ya!”

Pria itu lantas mengeluarkan bingkisan dari kantong yang sedari tadi dipegangnya erat-erat, ada berbagai macam snack mulai dari permen, kacang hingga di ujung terdapat sebuah bungkusan tebal.

“Ini buat kalian... pasti enak-enak kok om udah nyobain semua dan buat kamu Velin, Ini bener snack kesukaanmu kan? Om beliin satu dus."

Lihat selengkapnya