Siapa? Lo maksudnya?
Salah satu hal yang paling di benci Malto adalah melihat wanita menangis. Karena baginya cuma ada dua tipe tangisan seorang wanita. Yang pertama adalah wanita menangis tapi tetap ingin kelihatan cantik, sehingga tangisannya tidak tulus. Dan yang kedua adalah tipe wanita menangis dengan tulus meskipun tidak memperdulikan mimik wajahnya yang kelihatan jelek.
Dan Mala adalah tipe wanita menangis yang kedua. Gadis itu terus saja menangis tanpa takut wajahnya kelihatan jelek dan aneh. Mala menangis di sebuah taman yang sepi. Di sampingnya duduk Malto yang sejak tadi mendengarkan tangisan Mala. Sesekali Malto mendelikan bola matanya ketika tangisan Mala berubah intonasinya.
"Ya ampun La, La, muke lo tuh pas-pasan jadi bisa gak sih jangan nangis sejelek itu.
"Berisik Lo! Raisa yang cantik aja kalau nangis juga pasti mukanya jelek." Mala mengelap air matanya dengan tisu.
"Eettss jangan sembarangan ya. Raisa itu selalu cantik setiap saat. Mau dia lagi ngupil kek, kentut kek, be-ol kek, dia tuh tetep cantik. Gak kaya lo cantiknya pas malam bulan purnama aja." Sebagai fans beratnya Raisa, Malto membela mati-matian idolanya itu.
"Berisik! Gue lagi sedih nih." Tangisan Mala semakin menjadi.
"Emangnya lo udah di apain aja sih sama tuh orang. Jangan bilang lo udah di epret-epretin sama dia ya." Lagi-lagi Malto mengucapkan kalimat yang aneh. Meskipun Mala tidak tau artinya tapi ia yakin maknanya pasti kotor.
"Lo tuh ya gak dimana-mana pikirannya kotor aja. Gue nangis bukan karena sedih kehilangan dia tapi karena gue udah di tipu sama pacar gue dan teman semeja gue. Itu ironis tau gak. Ironis!"