CINLOV

Frasyahira
Chapter #18

La Jangan peluk-peluk nanti Naksir

Hari minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh para penikmat musik. GOMFEST akan di adakan mulai jam tujuh malam. Mala berdiri di depan cermin ia mendempulkan sedikit bedak di wajahnya. Tidak lupa ia juga menyemprotkan minyak wangi di pergelangan tangannya dan juga leher.

"La ada yang jemput nih," teriak Renina dari lantai bawah.

Mala tersenyum bahagia. Ia berpikir pasti yang menjemputnya adalah Malto. Gadis itu lalu turun dan menuju teras rumahnya. Ia lihat seorang pria membelakangi dirinya. Pria itu berbalik sambil tersenyum. Mimik wajahnya berubah menjadi heran. Mala lihat Zalmi dengan kaos putih dan sebuah jaket berwarna abu-abu ada di teras rumahnya

"Loh kok lo sih?"

"Iya tadi Malto telepon gue. Dia minta gue jemput lo." Zalmi menggaruk rambutnya.

"Memangnya tuh orang kemana?" 

Zalmi mengangkat kedua pundaknya. "Gak tau dia gak bilang. Tapi menurut gue sih kayanya dia sama si anak baru itu deh. Mereka temenan dari kecil kan," ujar Zalmi.

Mala menghela napasnya. Ia sedikit kecewa dengan ketidakhadiran Malto. Namun gadis itu tetap menghargai kadatangan Zalmi. Ia lalu masuk untuk berpamitan dengan kedua orang tuanya. Zalmi menghidupkan motornya, dan Mala duduk di belakang pria itu. Tidak lupa mereka memakai helm untuk keselamatan nyawa mereka. Zalmi yang bertubuh kurus menjalankan motornya dan pergi dari area rumah Mala.

"La!" 

"Apa?" Mala harus sedikit berteriak.

"Lo suka ya sama Malto?" kata Zalmi.

"Apa!" 

"Lo suka ya sama Malto?" Zalmi mengulang kembali pertanyaannya. Ia mengira gadis itu mendengar pertanyaannya.

Mala memukul helm hitam yang di pakai Zalmi. "Gue gak budeg. Gue lagi kaget."

Zalmi tersenyum. "Oh..."

"Kok lo bisa ngomong kaya gitu. Kenapa?" Mala penasaran dengan pendapat temannya itu.

"Tadi pas lo tau bukan Malto yang jemput lo, gue bisa liat raut wajah kekecewaan di muka lo. Gue bisa liat kalau lo berharap banget Malto yang jemput lo bukan gue. Kenapa La? Kenapa lo kecewa banget?"

Mala terdiam ia tahu betul perasaanya namun apa benar apa yang di katakan Zalmi kalau dirinya menyukai Malto. Yang tadi ia rasakan hanya rasa kecewa karena Malto tidak menjemputnya. Tapi apakah rasa kecewa itu bagian dari rasa cinta? Gadis itu malah jadi bingung. Ia menghela napasnya dan secara tidak sengaja tangannya melingkar di pinggang Zalmi.

Zalmi tersenyum ia menyadari kedua tangan Mala melingkar di pinggangnya. Namun laki-laki itu hanya diam sambil tersenyum. Mala tidak menyadari kalau mereka sudah sampai di area parkir GOMFEST. Di sana sudah ada Malto dan Syifa yang baru saja turun dari motor. Malto melihat Mala memeluk Zalmi. Alis matanya langsung berkerut melihat kedua temannya itu.

"La, jangan peluk-peluk nanti naksir," ucap Zalmi.

Mala yang sedang melamun tersadar. Ia melihat kedua tangannya sudah melingkar di pinggang Zalmi.

"Yeee... ke geeran lo. Tadi gue khilaf."

"Biasanya yang khilaf itu cowok La, bukannya cewek."

Mala melihat kesekelilingnya. Ia baru sadar kalau dirinya sudah sampai di tempat parkir. "Jangan mulai ya. Udah cepetan turun." Mereka berdua lalu turun dari motor.

"Mala, Zalmi," ucap Syifa.

"Eh, kalian udah dateng. Ya udah yuk masuk. Lo sama gue ya Fa. Biarin mereka berduaan soalnya mereka lagi kangen buat berantem." Zalmi menarik tangan Syifa dengan lembut lalu meninggalkan Mala dan Malto.

"Kegenitan banget sih, pake peluk-peluk segala." Malto menyilangkan kedua lengannya di depan dada.

"Tadi tuh dia ngerem mendadak, makannya gue gak sengaja peluk dia." Mala mencari alasan yang kuat. Namun ia sempat berpikir kenapa juga ia harus memberi alasan pada Malto. "Lo sendiri katanya mau jemput gue. Gak taunya malah berduaan sama Syifa."

"Dia itu kan gak tahu tempat ini, makannya gue harus bareng sama dia. Lagian mama sama papanya gak ngasih izin kalau dia pergi gak di temenin sama gue."

Mala menggerak gerakan kepalanya. "Aduh, aduh, aduh, udah deket ya sama orang tuanya. Hebat lo tuh bener-bener hebat." Mala lalu berjalan pergi namun ia kembali membalikan badannya. "Satu lagi kenapa harus kirim Zalmi sih. Gue kan bisa naik ojek online. Lo liat sendiri kan baru pertama kali gue di boncengin sama Zalmi gue udah peluk dia. Nanti kalau gue jatuh cinta sama dia gimana?"

Malto mengerutkan kedua alisnya. "Ya gak bolehlah."

Lihat selengkapnya