CINLOV

Frasyahira
Chapter #20

Kesempatan

Jam pelajaran pertama hari ini adalah pelajaran olahraga. Ini adalah hari dimana para gadis di kelas 12-E akan tampil maksimal. Pasalnya mereka sangat menyukai guru olahraga yang bernama pak Arda. Para gadis itu menyukainya karena wajah pak Arda yang tampan ada sedikit kumis dan brewok tipis yang menghiasi wajahnya. Usia pak Arda juga masih muda yakni dua puluh delapan tahun.

Pak Arda sedang memerintahkan lima muridnya untuk bersiap di posisi mereka masing-masing. Hari ini pak Arda akan mengambil nila olahraga untuk kategori atletik. Pak Arda meniupkan peluit dan kelima orang itu berlari dengan cepat. Beberapa murid wanita mesem-mesem tidak jelas ketika pak Arda melintas di depan mereka.

"Dasar cewek alay. Guru sendiri di taksir mau jadi Sangkuriang lo pada." Malto terduduk di pinggir lapangan bersama yang lainnya.

"Sirik aja sih lo. Lagian Sangkuriang itu jatuh cinta sama orang tuanya sendiri. Bukan sama gurunya," ujar Bunga yang duduk di depannya.

"He, Bunga bangke sama aja kali. Lo pernah denger kan kalau guru itu adalah orang tua kedua kita. Jadi tetep gak boleh lah."

"Orang tua kedua kita? Terus kenapa lo masih suka ngelawan sama guru lo? Kenapa lo masih suka bikin kesel mereka? Itu artinya lo sama aja gak sayang sama orang tua lo dong," ujar Bunga. Di sampingnya ada Mala yang mendengarkan sejak tadi.

Malto terdiam ia seakan di tampar oleh perkataan Bunga. Laki-laki itu jadi mengingat ibunya. Selama ini ia juga sering melawan pada ibunya. Malto bangkit lalu pergi dari sana. 

"Idih kenapa dia? Ngambek? Cowok kok ngambek," kata Bunga.

Mala melihat Malto pergi ke arah belakang sekolah. Ia yakin laki-laki itu pasti menuju gudang sekolah. Mala merasa Malto mungkin tersinggung dengan perkataan Bunga. Pak Arda memanggil nama Bunga, Tita, dan Mala. Mereka bertiga dalam posisi siap untuk berlari. Pak Arda meniupkan peluitnya dan mereka langsung dengan cepat berlari saling mendahului.

Malto menutup kedua matanya. Ia menyilangkan kedua lengan di depan dada. Ia terbaring di atas sofa yang sudah sobek di beberapa bagian. Ada sebuah earphone yang terpasang di telinganya. Laki-laki itu sedang mendengarkan musik di dalam gudang.

Mala masuk kedalam gudang ia membawa sebuah minuman cokelat dingin dengan topping parutan keju di atasnya. Ia duduk di depan Malto yang masih belum menyadari keberadaanya. Gadis itu lalu menarik earphone yang terpasang di telinga Malto.

"Nih gue beliin minuman cokelat dingin. Buat dinginin hati lo."

Malto tersenyum ia lalu bangkit dan terduduk saling berhadapan dengan Mala. "Lo tau darimana hati gue lagi panas."

"Gue udah kenal lo dari SMP jadi gue taulah ekspresi muka lo kalau lagi nahan marah. Kenapa? Lo marah sama kata-kata Bunga barusan."

Malto menyedot minuman dingin itu. Ia lalu memegang kedua tangannya sendiri. "Iya gue marah. Gue marah karena menganggap orang lain sebagai orang tua kedua, sementara gue masih sering buat kecewa orang tua kandung gue sendiri."

Lihat selengkapnya